Monday, November 11, 2013

Jalan-jalan dari Singapore ke Malaysia (3 hari - 2 malam)

Sabtu, 5 October 2013

Jalan-jalan kali ini saya pergi bersama 2 orang teman saya. Jam 6 pagi kami sudah check in untuk keberangkatan dari Jakarta menuju Singapore. Sesampainya di Singapore saya menemani 2 teman saya yang mau membeli tiket harian MRT. Dan ternyata waktu sampai di tempat pembelian tiket antriannya panjang banget, kami menghabiskan waktu hampir 1 jam untuk mendapat tiket MRT. Kebanyakan yang mengantri adalah turis – turis dari Indonesia juga. Setelah tiket didapat, kami langsung menuju Raffles Place St. dari sana kita tinggal mengambil Exit H untuk berjalan kaki ke Merlion dan Esplenade. Setelah puas foto-foto di sana, kami lanjut menuju Concorde Hotel. Karena kami ingin ikut menaiki bus gratis yang menuju ke arah Sentosa Resort untuk masuk Universal Studio Singapore (USS). Begitu keluar dari stasiun MRT kami tidak langsung menemukan Concorde Hotel ini, kami sempat bertanya ke beberapa orang sebelum akhirnya menemukan hotelnya.
Patung Merlion
Bus gratis ini kedatangannya setiap 30 menit sekali. Sayangnya saat kami sampai di persimpangan Concorde Hotel, bus nya baru saja berangkat yang artinya kami harus menunggu 30 menit lagi. Karena saya sudah keburu ada janji dengan teman lainnya di USS, jadi akhirnya kami memutuskan untuk naik taxi bertiga dari sana menuju USS. Untungnya harganya tidak terlalu mahal hanya SGD 8.5 dan itu pun kami bagi bertiga jadi masing-masing membayar sekitar SGD 2.8.
Sesampainya di parkiran basement Sentosa Resort, kami segera mencari loket penukaran tiket yang sebelumnya sudah kami pesan dari Indonesia supaya dapat harga yang lebih murah. Untuk menuju ke pintu masuk USS kita tinggal menaiki escalator saja ke atas. Kalau ke USS kayanya belum lengkap kalau belum foto di depan Globe besar bertulisan Universal.
Replika Transformer
Replika penjaga Pyramid
 Selama berkeliling di dalam USS dan mencoba permainan, yang menjadi favorite saya adalah Transformer dimana kita seperti sedang menaiki bumble bee, dan mobil kita di angkat, lalu di banting, pokoknya belum ada taman bermain dengan efek seperti ini di Indonesia. Selain itu juga ada tempat yang menunjukan bagaimana special efek di Studio Universal. Waktu itu kami diberi kesempatan untuk merasakan bagaimana jika film tentang badai dengan setting New York dilakukan di dalam studio Universal. Ternyata efek api yang ada adalah api sungguhan selain itu juga pencahaayan, angin dan semua barang yang berjatuhan membuat keadaan yang kami rasakan benar-benar seperti di tengah badai sungguhan. Di dalam paket tiket USS tedapat juga kupon makan siang sebesar SGD 10, jadi kami tidak keluar uang makan lagi.

Kami keluar dari USS pada jam 6.30 sore dan untuk kemudian melanjutkan ke Bugis Street. Karena sudah mulai capek, kami sepakat untuk menuju bugis street dengan taxi, tidak mecari bus gratis lagi. Sebelumnya saya mengecek terlebih dulu perkiraan biaya untuk taxi dari USS ke Bugis street dengan menggunakan web gothere.sg

Surprisingly, pengemudi taxi yang saya gunakan menuju Bugis Street adalah orang Indonesia. Dulunya Bapak ini adalah seorang dosen di perguruan tinggi swasta di Jogja. Namun karena pada jaman orde baru Bapak ini termasuk yang vocal dalam menentang orde baru  dan setelah kerusuhan tahun 1998, akhirnya memutuskan untuk pindah ke Singapore. Karena Singapore tidak memiliki perjanjian ekstradisi dengan Indonesia, maka Bapak ini merasa aman untuk tinggal di Singapore.

Akhirnya saya dan kedua teman saya sampai di Bugis Street. Disini adalah salah satu pusat belanja oleh-oleh murah di Singapore selain China Town. Selesai dari Bugis Junction kami menuju Masjid Sultan di kasawan Arab Street. Tepat di sebrangnya terdapat tempat makan yang menghidangkan masakan khas arab. Saya memesan Nasi Beriyani yang ternyata porsinya sangat besar, bisa dimakan untuk berdua. Kami juga sempat masuk dan salat di Masjid Sultan.

Dari Masjid Agung, kami berjalan kaki menuju pool bus yang akan kami tumpangi ke Malaysia. Pool busnya berada di Keypoint, dan bus akan berangkat jam 12 malam.

Minggu, 6 October 2013

Baru aja saya mau tidur, kami dibangunkan karena kami harus turun di imigrasi Singapore, kami hanya butuh turun membawa passport saja, dan beberapa jam kemudian kami sudah harus turun bus lagi untuk melapor di imigrasi Malaysia, kali ini semua barang kami harus dibawa karena akan di scna semua bawaan kita. Jam 4 pagi kami diturunkan di sebuah tempat jalan tun perak untuk selanjutnya menunggu bus menuju KLIA dan LCCT. Awalnya saya pikir bus yang saya tumpangi ini akan langsung turun di LCCT ternyata tidak. Lumayan lama sih saya tunggu bus disana, jam 5 baru bus terusan kami datang. Pemberhentian pertama bus berhenti di KLIA, dan ternyata untuk sampai ke LCCT dari KLIA lumayan lama juga karena jalan yang memutar. Akhirnya kami sampai di LCCT jam 6 pagi.

Di LCCT kita naik aerobus ke KL sentral, tiket bisa langsung dibeli di depan bus, harganya RM 8. Aerobus ini ada setiap 15 menit. Rencana awal kami adalah beli tiket PP ke Genting highlands untuk jam 12 siang, lalu setelah dapat tiket, kami akan langsung ke batu cave untuk kemudian kembali lagi ke KL sentral jam setengah 12 untuk naik bus ke genting highlands.
Harga tiket ke Genting & Jadwal keberangkatan
Tapi ternyata begitu sampai di loket tiket, petugasnya memberi tau bahwa jika kami ingin memesan tiket untuk jam 12 maka kami harus datang jam 11 atau setengah 12, karena tiket yang saat itu dijual adalah tiket bus yang siap berangkat. Akhirnya kami memutuskan untuk membeli tiket sepulangnya dari Batu Cave.
Sebelumnya kami pergi ke penitipan barang untuk backpack kami, karena kami baru akan check in ke hostel sepulangnya dari Genting highlands. Kami menggunakan 1 locker untuk menyimpan 3 backpack kami, ternyata muat, harganya RM 10 untuk sampai jam 12 malam.

Perjalanan ke Batu Caves menggunakan KMT cuma RM1, perjalanan 30 menit untuk sampai kesana. Yang paling mencolok begitu sampai di Batu Caves adalah patung besar Hanoman. Tidak jauh dari sana ada patung Murugan yang hampir setinggi bukit Batu Cave. Didepannya terdapat sebuah lapangan yang banyak sekali merpati seperti yang sering ada di lapangan eropa.
Patung Dewa Murugan, hampir setengah tinggi bukit
Untuk sampai ke Goa dia atas bukit, kita harus menaiki ratusan anak tangga. Sepanjang anak tangga itu kita bisa berpapasan dengan monyet-monyet yang mencari makan. Sebetulnya setelah sampai di Goa yang pertama kita masih bisa naik lagi ke atas untuk melihat goa yang lebih tinggi. Disana bisa dilihat pemandangan ceruk tebing yang tinggi sekali, dengan dasarnya adalah kuil-kuil hindu.
Masih ada tanjakan ke atas lagi dari dalam Goa
Setelah puas melihat-lihat batu caves, kami kembali ke KL sentral. Kami sampai di KL sentral jam 11.40, dan ternyata sudah tidak ada lagi tiket PP untuk ke GENTING HINGLANDS. Tiket PP hanya ada sampai untuk jam keberangkatan jam 12. Dan kami mendapat jam keberangkatan 12.30, yang ada hanya tiket one way + tiket sky train untuk PP harganya RM 10,3

Miniatur Menara Eiffel di Genting
 Genting Highland ini mirip seperti Sentosa Island di Singapore, karena keduanya dimiliki oleh pengembang yang sama. Keduanya sama-sama memiliki Casino, hotel, dan amusement park. Bedanya Genting highlands ini berada di lokasi yang tinggi sekali. Untuk menuju kesana kita harus naik sky train, saking tingginya begitu kita akan sampai di Genting Highlands, kereta gantung kami sempat tertutup kabut dan bergoyang-goyang karena anginnya cukup kencang semakin tinggi kami naik.

Sebetulnya Genting highlands ini terdiri dari outdoor park dan indoor park. Tapi menurut info yang saya dapat di dekat tempat penjualan tiket, area outdoor sudah tutup 2 tahun lalu. Kebanyakan area permainan di Indoor lebih cocok untuk anak-anak. Saya Cuma masuk ke bagian snow world, untuk masuk kesini bayar lagi sebesar RM 30, sayangnya tidak diperbolehkan membawa kamera kedalam sini. Kalau mau di foto, harus bayar RM50, tapi tetep sih sempat kita curi-curi foto pakai HP juga hehehee…
Snow World Genting Highlands
Kami makan siang di KFC, karena MCD disini tidak menyediakan nasi, maklum orang Indonesia kalau belum nemu nasi rasanya belum makan. Tapi ternyata di KFC juga nasi yang disediakan bukan nasi putih biasa, tapi nasi lemak. Jadi agak aneh juga sih campur-campur rasanya di lidah.

Untuk kembali ke KL sentral kami harus membeli tiket express bus sehaga RM4.3 menuju ke KL sentral. Kami pesan dari jam 5 sore, tapi ternyata dapat tiket untuk jam 6 karena jam 5.30 sore sudah penuh. Begitu sampai di KL sentral kami langsung mengambil semua barang di locker dan menuju ke Hostel di daerah Bukit Bintang. Kami check in jam 8 malam, dan karena kesalahan pihak hostel, ruang dorm yang kami pesan ternyata sudah di ambil orang dan akhirnya kami malah diberi room Family, tanpa tambahan biaya. Yayyyyy !!!! Dapat upgrade room gratis hehehheee… Hostel yang kami tempati itu namanya Sunshine bedz, recommended banget pokoknya, orang-orang yang jaga semua ramah, dan lokasinya strategis.
Akhirnya sempet foto dulu di depan Menara Petronas
Jam 9 malam kami lanjut lagi jalan ke menara kembar petronas. Seetulnya masih ada 1 lokasi lagi yang mau kami datangi yaitu Petaling street karena disana banyak yang mebjual berbagai macam souvenir dan makanan. Kami naik KMT jam 10.29 dan sampai di Petaling jam 11 kurang. Tapi begitu sampai di stasiun Petaling, kami kaget, karena suananya sepiii banget. Tidak terlihat ada pasar atau keramaian, mana KMT terakhir jam 11 malam, jadi sudah pasti kami tidak bisa kembali ke KL sentral menggunakan KMT. Stasiunnya juga seperti sudah tutup. Akhirnya kami bertanya ke seorang perempuan yang turun bersama kami, kami bilang kita mau ke petaling street yang ada pasar malamnya dan jual berbagai macam souvenir.

 Setelah perempuan ini menjelaskan, ternyata kami salah naik jurusan, petaling yang kami cari itu lokasinya di dekat China Town dan pasar seni, bukan di stasiun Petaling. Cuma namanya memang sama, hadeuuhhh nyasar deh -____- Karena lokasinya yang jauh, dan KMT sudah tidak ada, perempuan ini memeberi kami tumpangan dampai ke shuttle bus terdekat. Jadi kami naik mobilnya bersama suami dan 2 anaknya yang masih kecil. Mobilnya juga cukup kecil, mirip sedan kotak sabun, tapi mereka baik sekali masih mau memberi tumpangan kempada kami bertiga. Malah si suami istri ini memberi nomor telpon mereka, dan bilang kalau sampai jam 12 malam tidak dapat juga bus, kami disuruh telpon mereka dan mereka akan jemput untuk antar ke hostel kami. Baiikkkkkk banget….. FYI, bus di Malaysia itu Cuma da sampai jam 12 malam.

Akhirnya bus datang juga, semua pemberhentian terakhir bus itu adalah di Pasar seni. Dari pasar seni kami naik taxi ke Bukit Bintang, awalnya supir minta RM 15, tapi saya tawar RM10, untung supirnya mau. Selama perjalanan supirnya tanya-tanya kami sudah kemana saja, lalu dia memberi brosur Bird park, dia juga memberikan kartu namanya, dia bilang kalau ke Malaysia lagi nanti telpon saja kalau butuh taxi untuk mengantar keliling-keliling.

Senin, 7 October 2013

Hari terakhir di KL di awali dengan kami bertiga terkunci diluar kamar jam 5 pagi, gara-gara waktu kami semua pergi mandi salah satu teman saya lupa bahwa kunci masih di dalam dan dia mengunci pintunya dari luar. Untung resepsionis di hostel kami 24 jam dan dia membantu membukakan kamar kami dengan kunci cadangan.
Rute GOKL
Jam 6.15 kami sudah berlarian ke shuttle bus GOKL karena ternyata kami salah menunggu di halte bus untuk bus biasa. Untung jaraknya tdak jauh dari hostel kami. Bus GOKL ini adalah bus gratis yang berkeliling Malaysia, datang tiap 15 menit sekali. Kami turun di terminal akhir pasar seni, untuk menuju ke Masjid Jamek. Kami juga sempat melihat Stasiun tertua di Kuala Lumpur. 
Salah satu stasiun Tertua di KL, dibangun tahun 1910
Selama berkeliling itu kami sempat bertanya kepada beberapa orang untuk arah ke Masjid Jamek. Dari  tiap orang yang kami temui mereka pasti selalu mengingatkan untuk berhati-hati pada jambret dan copet. Bahkan ada bapak-bapak yang mengingatan untuk tidak keluar sebelum jam 6 pagi, karena tidak aman.
Masjid Jamek
Tidak jauh dari Masjid Jamek, kami akhirnya menemukan Petaling / China Town yang semalam kita cari sampai nyasar hahahahaa… Tapi karena kita kesana masih pagi, jadi baru ada 2 tempat pinggir jalan saja yang buka, mereka menjual baju-baju yang biasa dibeli untuk oleh-oleh dari Kuala lumpur. Menurut penjualnya, petaling baru buka jam 11 pagi, dan ramainya di malam hari.
Kami tidak berlama-lama di Petaling karena takut terlambat check in pesawat. Dari Pasar Seni kami naik LRT ke KL sentral, dan lanjut menaiki aerobus untuk menuju ke LCCT. Sayang Tiger Air tidak memiliki sistem check in Online, jadi kami harus datang 2 jam sebelum keberangkatan.
Overall, selama 1,5 hari di Kuala lumpur, sudah hampir semua tujuan wisata kita datangi. Dan sudah hampir semua alat transportasi yang ada kami coba, dari KMT, LRT, Bus, GOKL, Taxi, sampai dapat tebengan dari warga lokal pun kami rasakan heheheeee….

Jam 13.20 kami sampai di Jakarta setelah sejam delay di LCCT karena lapangan penerbangan yang sedang sibuk.

========================================================================

Gambaran pengeluaran & itinerary kami selama trip ini:


========================================================================
NB:
Untuk tau daftar bus yang bisa digunakan dari/ke Singapore - malaysia
http://www.singaporemalaysiabus.com/kuala_lumpur.html

ada Bus gratis untuk ke USS
http://www.jalanjalansingapura.com/free-shuttle-bus-universal-studios-singapore-rute-orchard/

Buat cari rute
http://gothere.sg/maps 

buat pesen KLIA ekspress & cek schedule
http://www.kliaekspres.com/buy-ticket/

Link buat Aerobus
http://www.aerobus.my/Home_en.aspx

Link sejenis gothere.sg buat tau MRT atau LRT di Malaysia
http://www.myrapid.com.my/

link KTM Komuter
http://ktmkomuter.com.my/