Wednesday, May 29, 2013

Traveling dari Jakarta ke Phuket 3 hari 3 malam (Part 2)



(Lihat: Traveling Jakarta- Phuket (Part 1))


Hari ke-2
Hari kedua, sama dengan pagi sebelumnya, kami sarapan dulu di sevel eleven. Lalu dijemput minibus travel untuk dibawa ke pelabuhan Phuket. Hari itu kami mengikuti one day tour ke Krabi Island. Harga tour untuk krabi Island ini lumayan lebih tinggi dibanding dengan harga tour ke pulau lainnya karena jarak yang lebih jauh, dan juga nanti kami akan naik speed boat. Awalnya kami naik kapal fery yang digabung dengan beberapa turis dengan tujuan pulau yang berbeda – beda, bisa dilihat dari stiker yang tertempel di pakaian mereka. Kami diturunkan di Nopparat Thara Beach dan berganti menggunakan speed boat. 

Perjalanan menggunakan speed boat sangan menyenangkan, wajah kita sering terkena air cipratan karena kapal bergerak sangat cepat dan kadang kita terlompat dari kursi saat kapal melewati ombak. Spot snorkeling pertama adalah Chicken Island, disebut chicken island karena bentuknya yang seperti ayam.
No wonder lah disebut chicken Island
Spot snorkeling di Chicken island ini menurut saya lebih bagus dibandingkan dengan Maya Beach. Selain karena lebih sepi, juga schooling fish yang saya temui lebih banyak. Setelah puas ber-snorkeling, kami diantar ke Railay island untuk makan siang. Seperti tour sebelumnya, makan siag hari ini juga berbentuk buffet, dan makan sepuasnya. Untuk yang muslim, tidak perlu khawatir karena makanannya halal. Karena masakan Thailand tidak berbeda jauh dengan makanan Indonesia, jadi semua hidangan yang dihidangkan pas di lidah.

Dekat tempat makan itu, kita bisa menjangkau Tap island, yang kebetulan saat itu air laut sedang surut sehingga kita bisa menyebrangi lautnya untuk mencapai pulau lainnya yaitu Mor Island. Saat sedang berjalan di antara dua pulau itu, tiba-tiba air pasang, sehingga saya dan beberapa orang lainnya terpaksa harus mempercepat langkah kami, kalau tidak mau kebasahan seluruh barang bawaannya dan saya juga tidak mau kalau harus berenang untuk sampai ke pulau Mor. Untung kami tiba di pantai sebelum air benar-benar pasang. 

Pemandangan di sekitar kepulauan Krabi memang sangat membuat takjub. Air yang berwarna gradasi dari hijau, biru muda hingga biru tua. Selain itu juga kepulauan ini dikelilingi pulau-pulau lain yang memiliki karang-karang tinggi di masing-masing pulau seperti menara. Setelah puas berfoto-foto dan relax di Mor island, kami di jemput speed boat untuk pindah ke Poda Island. Pantai yang terkenal di pulai ini adalah Railay beach. Disana saya melihat sesuatu yang tidak biasa, yaitu sebuah perahu tradisional Thailand yang digunakan untuk berjualan makanan dan tidak lupa di pasangi papan harga.
Perahu yang dijadikan tempat berjualan
Untuk yang mau mencoba olahraga panjat tebing, disini juga ada spot untuk melakukan olahraga ekstrim itu. Di salah satu ujungnya terdapat Phra Nang Cave (Princess cave). Terdapat 2 gua kecil yang saling bersebelahan, di dalamnya banyak sekali replika alat kelamin pria, kedua gua ini sering dijadikan tempat berdoa bagi pasangan yang ingin mendapatkan keturunan, seperti sepasang turis asing yang juga berdoa disana. Di Poda Island ini juga terdapat sebuah gua karang terbuka yang dikelilingi batu-batu tinggi, tapi perlu hati-hati untuk naik ke puncaknya karena batuannya licin. Tapi menurut salah satu turis asing yang sudah naik ke puncak hingga ke belakang gua ini, di belakangnya terdapat pantai yang lebih bagus lagi. Poda island adalah pulau terakhir dari one day trip Krabi island.
 
Goa alam di Railay beach
Sisa waktu yang ada, saya habiskan dengan bersantai dibawah pohon-pohon rindang di pinggir patai, sambil memandangi pemandangan biru di depan saya.


Kami pun kembali ke pelabuhan Phuket, dan begitu menaiki travel yang kami pesan, kami minta untuk diturunkan di Bang La Road. Kami berkeliling – keliling di salah satu Mall paling terkenal di Patong yaitu Jungceylon. Disini banyak barang yang murah-murah, juga kita bisa menawar barang-barangnya. Beberapa teman saya mulai kalap waktu berbelanja oleh-oleh disini, karena harganya yang murah, sampai akhirnya perlu mengambil uang di atm dalam mall.

Hari ke-3
Hari terakhir di Phuket, akan  dihabiskan untuk berkeliling tempat wisata yang tidak berhubungan dengan pantai. Pagi jam 8 setelah sarapan, kami di jemput oleh mobil yang sudah kami pesan sebelumnya. Tujuan pertama adalah ke kawasan Robinson. Di dekat Mall Robinson ini banyak terdapat toko di pinggri jalan yang menjual murah barang-barang seperti kaos dan souvenir. Dan untuk harga kaos saya mendapatkan harga lebih murah disini dibandingkan dengan di Jungceylon. Di dalam mall nya sendiri banyak dijual snack khas Thailand seperti keripik durian, dan permen-permen dalam jumlah besar.

Selesai berbelanja di Robinson, teman saya ada yang meminta untuk diantarkan ke tempat penjualan kacang mede berbagai rasa yang terkenal di Phuket. Kami pun diantarkan oleh supir ke salah satunya, yang bernama Sri Bhurapha Orchid. Disini kita bisa membeli berbagai olahan kacang mede. Dari sirup hingga kacang mede berbagai rasa, dari rasa tom yam, BBQ, sapi, garam, dan rasa favorit saya yaitu kacang mede rasa wasabi, yang jika kita makan tidak hati-hati, maka akan menyengat ke hidung kita rasa panasnya.. hahahaa
Kita juga bisa melihat proses pengolahan dari kacang mede yang masih mentah hingga di kupas menjadi kacang mede yang siap makan.

Replika kacang Mede raksasa di depan Sri Bhurapha Orchid
Proses pengupasan kacang mede, bisa dilihat saat datang ke sana

Tujuan selanjutnya adalah kantor pos, karena saya mau mengirimkan beberapa kartu pos untuk teman-teman yang sudah titip untuk dikirimi kartu pos dari Thailand. Waktu saya sampai di kantor pos, si petugasnya tiba-tiba mengajak bicara bahasa Thailand, karena dia mengira saya adalah orang Thailand. Selama 3 hari ini, saya dan teman-teman memnag sering dikira orang Thailand oleh orang Thailand itu sendiri, mungkin karena ras yang masih mirip-mirip.

Masih ada 3 tujuan yang akan kami tuju, sebelum akhirnya berangkat ke airport. Pemberhentian selanjutnya kami minta diantar ke Wat Chalong. Dalam komplek itu terdapat lebih dari satu Wat (temple).

Wat Chalong
Kita dapat melihat beberapa cerobong berbentuk mirip sarang lebah di pelataran Wat, cerobong ini biasanya digunakan untuk menyalakan petasan. Kita bisa membeli petasan di sana dan menyebutkan permintaan kita agar bisa terkabul. kemudian petasan itu di ledakan di dalam cerobong.
Cerobong petasan
Di dalam Wat yang paling besar, pada lantai pertamanya banyak terdapat patung-patung budha dengan berbagai posisi. Ada sleeping budha, maupun patung Budha yang sedang bersila. Di dinding atas tangga, banyak terdapat gambar-gambar yang bercerita tentang kisah dharma dalam agama budha. Di lantai 3, terdapat sebuah kotak kaca yang didalamnya terdapat banyak uang dari berbagai negara tidak hanya uang Bath. Uang-uang ini adalah uang sumbangan para pengunjung.
Patung Budha dalam berbagai pose

Di bagian Wat yang lain, terdapat patung pendeta yang dilapisi dengan kertas-kertas berwarna emas. Jadi pengunjung akan berdoa terlebih dahulu, setelah selesai berdoa, mereka akan menempelkan kertas - kertas emas di patung-patung itu.

Setelah mengelilingi semua wat yang ada disana, kami kemudian melanjutkan perjalanan menuju Big Budha. Letaknya yang berada di puncak gunung membuatnya menjadi patung Budha terbesar dan tertinggi yang ada di Phuket. Kita bahkan bisa melihatnya dari jalan menuju wat chalong.

Perjalanan menuju ke Big Budha cukup berliku karena lokasinya yang berada di puncak gunung. Faktor jalan yang berkelak kelok ditambah cara mengemudi supir Thailand, membuat saya dan teman-teman mual selama perjalanan.Akhinya kami sampai juga di kompleks Big Budha.Kompleks ini belum 100% selesai, sehingga masih banyak terlihat kayu-kayu penahan dari patung-patung dan bangunan yang ada.
The Big Budha Statue

Dari sini, kita bisa melihat pemandangan kota dari atas. Disini juga menjadi titik nol dari Phuket, ditandai dengan adanya sebuah pancang menandakan titik nol km Phuket.

Kita juga dapat melihat beberapa monyet yang tinggal di taman dalam kompleks itu. Di dalam gedung begitu kita memasuki area kompleks, kitabisa melihat sejarah dibangunnya kompleks Big Budha ini. Disana juga di pajang berbagai mata uang dari berbagai negara. 

Setelah puas berkeliling, kami menuju tujuan terakhir sebelum airport yaitu pantai Nai Yang Bay. Lokasinya sangat dekat dengan airport hingga kami bisa melihat jika ada kapal yang mendarat. Pantai Nai yang, kalah jauh jika dibandingkan dengan paintai di kepulauan Krabi.

Setengah jam kemudian kami pun segera menuju bandara yang bisa dicapai dalam kurang dari 15 menit. Kami pun kembali ke Indonesia dengan selamat :)

Traveling dari Jakarta ke Phuket 3 hari 3 malam (Part 1)

Udah lama sebenarnya saya ingin ke Phuket, Rencana ini sudah ada dari 2010, tapi apa daya berhubung tiketnya lumayan mahal, bisa sampai 3 juta untuk tiket PP langsung Jakarta-Phuket-Jakarta, jadi rencana ini saya tunda dulu. Hingga sampai satu hari saya mendapat email tentang promo Air Asia yang salah satunya adalah promo penerbangan PP Jakarta-Phuket-Jakarta.

Saya langsung menghubungi 3 teman SMA saya Kiki, Uji dan Dae, karena sebelumnya kami sudah mempunyai rencana ke Thailand. Begitu mereka langsung Ok, saya langsung membooking tiket untuk 4 orang. Waktu itu harga tiap orang Rp. 1.222.000,- untuk tanggal keberangkatan hari Minggu 20 Januari dan kepulangan 23 Januari.

Begitu tiket sudah di dapat, selanjutnya adalah menentukan itinerary dan akomodasi selama di sana. Setelah beberapa minggu mencari yang paling murah maka kami membuat estimasi budget seperti di bawah ini:
1.      Tur Phi phi island : 900 bath
2.      Tur Krabi Island : 1400 bath
3.      Tiket nonton Simon Cabaret : 800 bath
4.      Hostel : 840 bath (3malam)
5.      Mobil : 750 bath (1 hari)
6.   Makan selama 450 bath (3 hari)
Mendekati hari H, terjadi musibah banjir di Jakarta. Kantor saya sampai diliburkan dari hari Kamis-Jumat, karena semua sarana jalan menuju kantor terhalang banjir. Tiga teman saya lainnya berdomisili di Bandung, jadi tidak berpengaruh dengan adanya banjir. Untungnya hari Minggu, air di sekitar jalan yang saya lewati sudah mulai surut. Semua berjalan lancar, hingga kami tiba di Airport internasional Phuket jam 7.25 malam, tiba setengah jam lebih awal dari schedule yang tertera di tiket.

Begitu keluar dari imigrasi kami langsung menemukan stand sebuah provider lokal disana yang menawarkan kartu telpon gratis. Banyak orang mengantri disana untuk mendapatkan kartu telpon dan mengaktifkan layanan blackberry mereka. Untuk paket Blackberry full tanpa paket sms dan telpon selama 3 hari, kita harus membayar 100 bath. Tapi saya memilih tidak mengganti kartu telpon saya, sedangkan 2 teman saya lainnya yang menggunakan android memilih menggunakan kartu telpon lokal ini untuk mengindari roaming international.

Begitu keluar pintu bandara, supir travel yang kami pesan sudah menunggu dengan papan nama. Supir travel kami bernama Jack, bukan nama sebenarnya sih, tapi dia minta dipanggil Jack. Bahasa inggrisnya sulit dimengerti, dan dia juga tidak terlalu mengerti bahasa inggris kami ahahahaaa..
Hostel tempat kami menginap di daerah Phuket Town
Sampailah saya di penginapan bernama Lub Sbuy. Sudah agak sepi malam itu, padahal baru jam 21.30. Kami menginap di Phuket town karena dekat dengan pelabuhan, dimana kami selama 3 hari rencananya akan berkeliling pulau-pulau sekitar Phuket. Ternyata daerah Phuket town memang tidak ramai kalau malam hari, daerah yang ramai adalah di Patong untuk kehidupan malamnya. Saya dan teman saya menyewa 1 kamar dengan 2 tempat tidur tingkat untuk kami berempat.

Hari ke-1

Jam 7 pagi kami pergi ke seven eleven untuk membeli sarapan, untungnya lokasinya sangat dekat dengan hostel tempat kami menginap. Jam 8 pagi, kami dijemput dengan minibus dari pihak travel yang kami gunakan, langsung menuju ke pelabuhan. Di pelabuhan kami diberikan stiker yang digunakan untuk membedakan trip yang kami ikuti. Hari pertama kami mengikuti paket tur Phi Phi island, dan diberikan stiker berwarna hijau. Kapal yang kami gunakan adalah sejenis kapal fery kecil. Selama perjalanan kita bisa melihat banyak karang-karang tinggi di tengah laut yang ditutupi pepohonan. Pemberhentian pertama adalah di Phi Phi don, atau pulau phi-phi. Bagi yang akan menginap di phi-phi don maka mereka turun saat itu. Dari tempat kapal bersandar, saya bisa melihat banyak ikan-ikan berwarna hijau berkumpul dekat dermaga, saking jernihnya air sehingga dari jarak beberapa meter pun masih terlihat. Kemudian tempat selanjutnya yang kami datangi adalah Maya Beach atau orang Thailand sering menyebutnya Leonardo Di Caprio Beach, karena sempat dijadikan salah satu lokasi pembuatan film The Beach yang dibintangi Leonardo Di Caprio. Disana kami diberikan pelampung dan alat snorkeling, sayang saking banyaknya orang yang nyebur ke laut, ikan-ikan yang terlihat menjadi jarang. Tidak terlalu banyak yang bisa dilihat di spot snorkeling saat itu. 
Snorkeling di Maya Beach (Leonardo Di Caprio Beach)
Setelah puas snorkeling kami kembali ke phi-phi island untuk makan siang. Oh iya, disini kita harus bayar 20bath untuk biaya kebersihan. Makan siang disana gratis karea sudah termasuk kedalam paket tur. Makanannya berbentuk prasmanan, ada spagethi, nasi, ayam asam manis, ayam kari, ikan, buah-buahan, makanan manis sejenis candil tapi khas Thailand, dan masih banyak lagi. Disitu saya benar-benar makan sepuasnya, sekalian balas dendam sarapan yang cuma sedikit, belum lagi sehabis snorkeling rasa lapar jadi bertambah.

Selesai makan kami diberi waktu untuk yang ingin keliling dan shopping di phi-phi island. Saya membeli beberapa postcard titipan dari teman-teman saya di Indonesia. Dan kemudian kami berkeliling pantai sambil berfoto dengan kapal tradisional Thailand.
Kapal Tradisional Thailand, banyak terlihat di pantai
Perjalanan pulang kami habiskan dengan tidur di kapal. Sampai di pelabuhan, saya dan teman-teman sudah ditunggu oleh supir dari tour lain yang kami pesan. Kami segera menuju ke Patong untuk menonton Simon Cabaret Show. Tentunya belum pas kalau ke Thailand tapi belum menonton cabaret warianya. Di dalam ruangan  cabaret, semua penonton dilarang mengambil foto atau video. Saat pertunjukan dimulai munculan beberapa waria yang saat itu saya lihat wajahnya biasa-biasa saja, malah mengingatkan saya dengan waria lampu merah yang saya lihat di Indonesia. Kemudian pertunjukan selanjutnya adalah seorang waria yang terlihat sudah senior dan agak gemuk, mungkin diatas 40 tahun. Dengan lipstick yang tebal, dan menggunakan baju seperti Barbie, menyanyi sambil berkeliling ke penonton. Penonton pria yang dapat jackpot akan kena cium oleh waria ini. Salah satu pria bule sampai ada yang pindah duduk kebelakang karena takut dicium, sementara penonton lain hanya tertawa saja.

Selesai pertujukan itu kemudian lampu sorot mengarah ke ujung panggung, disitu saya kaget melihat waria yang sedang tampil. Karena cantik sekali, dan berpakaian seksi. Pokoknya mirip model Victoria secret yang cantik dan seksi. Ini jauh sekali dengan waria-waria yang pertama kali tampil. Kalau menurut teman saya, mungkin yang tampil saat itu adalah yang melakukan operasi mahal sengingga hasilnya cantik sekali, sedangkan yang sebelumnya operasi murah jadi hasilanya (maaf) seperti waria lampu merah.

Pulangnya kami diantar dengan minibus lagi, dan saat akan naik kami ditanya arah pemberhentian kami. Teman saya bilang Pang Nga road, lokasi hostel kami. Lalu kami santai saja duduk dibelakang bersama penumpang lain. Lalu tidak lama mobil berhenti dan si supir bilang kepada kami ini Pang Nga road. Begitu kami turun, lokasinya benar-benar berbeda dari lokasi hostel kami. Untungnya kondisi ramai, jadi kami sekalian berkeliling melihat-lihat saja. Tidak lama kami melihat papan sebuah toko dan menunjukan nama jalan, ternyata Bang La Road. Ya ampuuuuunnn, ternyata si supir salah dengar yang teman saya bilang Pang Nga road, dia pikir Bang La road. Bang La road berada di Patong sedangkan hostel kami berada di Phuket Town.

Keadaan Patong pada malam hari benar-benar hidup, mirip Kuta di Bali. Banyak penjual souvenir, penjual paket tur, dan restoran dari yang mahal sampai murah. Akhirnya kami memutuskan membeli makan malam, seporsi Tom Yam Goong untuk saya. Yang membuat saya senang adalah porsinya yang besar, dan udang di dalamnya yang besar dan masih manis karena masih segar. Harganya 80 bath.
Porsi besar, dijamin bikin kenyang
Kami juga berjalan keliling Patong, untuk mencari paket tour ke Krabi island yang termurah. Setelah tawar menawar dan membandingkan dari beberapa tempat tour akhirnya kami mendapatkan harga 1400 bath. Intinya, jalan-jalan di Thailand itu harus jago-jago nawar. Biasanya mereka memberi harga berbeda untuk bule dan orang Asia.

Kalau menurut salah satu pedagang India yang saya temui, dia bilang dia selalu memberi harga lebih murah ke turis Asia, karena mereka paham isi kantong turis Asia tidak setebal turis Bule heheheee.

Untuk pulang kami memutuskan untuk naik taxi. Untuk informasi, taxi disana tidak menggunakan argo, sistemnya adalah tawar menawar harga dengan si calo taxi. Akhirnya setelah tawar menawar kami mendapatkan harga 150 bath untuk sampai ke hostel kami. Kejadian yang cukup lucu adalah waktu calo taxi menanyakan tujuan kami, dan nama hostelnya. Kami dengan PeDe menyebutkan Lub Sbuy (dibaca: Lub Sbuy). Si calo kemudian berkata tidak pernah mendengar nama itu, dan kemudian dia bertanya kepada beberapa supir lainnya, mereka juga tidak tahu. Lalu saya mengeluarkan kartu nama hostel kami. Kemudian mereka langsung tertawa, karena ternyata kami salah mengucapkan nama hostel kami. Lub Sbuy di bahasa Thailand dibaca “Lab Sbay”. Pantas saja dari tadi mereka tidak tau.-____-