Tuesday, September 23, 2014

TEBING KERATON & TAMAN FILM

21 September

What's new in Bandung?
Well, sebenernya akhir-akhir ini ada 2 tempat yang sedang heboh di social media, yang pertama ke tebing keraton, yang kedua taman Film.
Pertama kali saya tau soal tebing keraton itu sekitar bulan lalu waktu salah satu teman di path posting foto dia sedang berdiri di atas tebing yang di belakangnya pemandangan hijau pepohonan dan lautan awan. Saya penasaran, disitu pertama kalinya saya tau ternyata ada tempat baru yang lagi hits di Bandung, Tebing Keraton.
Orang-orang biasa pergi ke tebing keraton untuk melihat sunrise selain untuk berfoto di ujung tebingnya yang hits itu.
Akhirnya weekend ini saya bisa pergi juga ke tebing keraton yang lokasinya ke arah Dago pakar  bersama beberapa teman. Kami berangkat jam 5 subuh dari Dago dengan mobil pribadi. Ternyata saat sudah mendekati tebing keraton mobil kami di berhentikan oleh orang yang mengaku tukang parkir di tebing keraton. Dia menyuruh kami untuk memarkirkan mobil kami di bawah dan naik ke atas menggunakan ojeg yang harganya 50rb PP... Zzzzzzzz harga yang cukup mahal untuk ukuran ojeg di Bandung. 
Akhirnya kami tetap memaksa untuk naik menggunakan mobil, walaupun si oknum tukang parkir ini sempat bilang di atas parkir sudah penuh lah, macet di tanjakan lah, dan ada mobil selip. Bahkan dia sempat bilang kalau sampai ada apa-apa mereka ngga akan bantu karna kami sudah di dingatkan.
Kami pun melanjutkan pendakian dengan mobil, sampai ke depan tempat beli karcis. Dan ternyata engga ada macet, atau mobil slip, bahkan kami masih dapat parkiran mobil. Untung kita ngga jadi pakai ojeg, lumayan juga uangnya buat sarapan.
Tiket masuk ke tebing keraton berbeda untuk wisatawan lokal dan wisatawan asing. Wisatawa lokal hanya perlu bayar Rp.11.000 sedangkan wisatawan asing harus membayar Rp. 76.000
Oh iya tiket ini bisa digunakan untuk masuk ke wisata goa jepang juga lho di dago Pakar. Jadi seperti tiket terusan, kita engga perlu bayar lagi.
pemandangan dari atas tebing
Waktu saya sampai di tebing keraton ternyata sudah banyak orang disana, semua sedang sibuk memotret sana sini. Dari tebing ini kita bisa melihat gunung tangkuban perahu dari kejauhan dengan cukup jelas, dan di sekitar bawah tebing ini masih banyak pohon-pohon tinggi.
Jam 6 pagi masih banyak awan menutupi pemandangan di bawah tebing
Yang perlu di ingat, sekitaran tebing ini tidak di pagar, jadi harus hati-hati kalau melangkah, karna kalau kepeleset bisa-bisa jatuh ke jurang sekitar tebing.
Salah satu spot wajb untuk jadi tempat foto adalah sebuah batu di ujung tebing, saing curamnya ada tali tambang untuk berpegangan.
spot wajib buat foto di tebing keraton
Setelah puas melihat-lihat di tebing keraton, kami melanjutkan ke taman Film. Lokasi taman film berada di bawah jembatan Pasopati, dekat dengan Taman Jomblo. Untuk patokannya, taman Film ini berada di belakang Baltos (Balubur town square).
Karena berada di bawah jembatan layang, tentunya taman ini tidak panas sama sekali, di bagian depan banyak sepeda-sepeda parkir. Taman Film ini berudak dan di bagian dasarnya terdapat rumput sintetis yang berwarna hujau muda dan hijau tua yang membentuk pola menarik. Saking nyaman dan bersihnya rumput sintetis ini sampai-sampai kami bisa untuk tiduran di atas rumput buatan itu. Dan orang-orang yang datang pun semuanya membuka alas kaki mereka, jadi rumput ini seperti karpet yang tetap bersih.
taman film, dibawah jalan layang pasopati
Yang saya suka dari taman film ini selain designnya yang menarik, tapi juga banyaknya warga kota bandung yang berinteraksi disitu. Banyak anak-anak yang bermain-main, para ibu-ibu yang menemani anak-anaknya, dan anak-anak muda yang sibuk berfoto dan hang out bersama teman-temannya.
Menurut saya, salah satu kriteria sebuah kota layak untuk di tinggali adalah memiliki ruang publik yang bisa digunakan warga kotanya untuk saling berinteraksi.
Semoga Bandung akan terus semakin baik ke depannya :)



Update terbaru mengenai tebing keraton:
Sekarang bagian pinggir-pinggir tebing sudah diberi pagar kayu, sehingga lebih aman buat orang yang berkunjung :)


Pulau Pahawang

6-7 September 2014

Kaburrrr lagiiiiii....
Tiap ada kesempatan kabur dari Jakarta pasti saya iya-in. Apalagi kali ini ajakannya untuk pergi ke pantai Pahawang di Lampung. Sebenarnya udah lama juga saya dengar nama pantai Pahawang ini selain Kiluan yang sedang terkenal di Lampung, bedanya di Kiluan orang datang untuk melihat lumba-lumba, sedangkan di Pahawang lebih ke hopping island sambil bersnorkeling ria. 
Trip kali ini saya ikut sebuah open trip yang diadakan temannya teman. Meeting point di kampung rambutan, dan kemudian kami naik bus menuju merak. Di merak kami bergabung dengan teman-teman lainnya yang sudah menunggu di Merak, total rombongan 15 orang.
Ini pertama kalinya saya naik kapal laut dengan berjalan kaki, tidak menggunakan mobil atau bus. Jalur masuknya berbeda dengan yang menggunakan kendaraan bermotor. Kami langsung memilih kelas eksklusif, dengan tambahan bayar Rp. 11.000,- Ruangannya cukup besar dengan beberapa panggung untuk tiduran lesehan, jika menggunakan bantal, kita harus bayar Rp. 2.500.

Perjalanan ke Bakauheni terasa lama sekali, karena kami sudah naik ke atas kapal dari jam 2 malam, tapi kami baru tiba di Bakauheni sekitar jam 6 pagi, padahal biasanya hanya butuh waktu 2 jam saja.
So, di bakauheni APV yang kami sewa sudah stand by, kami menyewa 2 APV. Perjalanan dilanjutkan ke pelabuhan Ketapang, sekitar 3 jam lebih dari Bakauheni ke Ketapang, jadi kami sempat berhenti dijalan untuk makan siang.
Karena ada perubahan schedule akibat kapal yang molor sampai 2 jam, jadi dari Ketapang kami sudah bersiap dengan baju untuk snorkeling. Pulau tujuan pertama adalah Pulau Kalagian, jaraknya lumayan 1,5 jam lebih.
Alat Trasnportasi kami selama di pulau

Dari pulau Kelagian kami lanjut ke Pahawang besar, dan sempat turun untuk foto-foto karena pemandangan pasir putihnya dan pemandangannya yang menawan. Di pahawang kami sempat makan siang dulu di atas kapal, sebelum lanjut ke pulau terakhir di hari itu yaitu Pulau Tanjung putus. Kami juga akan menginap di Tanjung putus, karena Pahawang sudah full booked.
foto full team trip pahawang, di Pahawang besar

Sebenarnya kita bisa berjalan-jalan ke bagian lain tanjung putus, tapi ternyata jika sudah memasuki area cottage milik orang lain, kita tidak boleh masuk... Jadi waktu saya dan beberapa teman sedang enak-enak jalan-jalan ke bagian lain pulau, kami di usir, karena kami bukan orang yang menginap di daerah itu :(
Akhirnya kami kembali ke daerah pantai dekat tempat kami menginap, dan ternyata pemandanganya juga worth to see lah. Apalagi matahari terbenamnya, bikin betah untuk diam berlama-lama di pantai.
Breath taking scenery

Sehabis Isya, ada acara ramah tamah untuk saling mengenal antar orang di trip ini, maklum karena ini open trip tidak semua orang sudah saling mengenal. Kemudian dilanjutkan BBQ time... Yaaayyyy...
Tapi BBQ kali ini lebih mirip pesta ikan bakar, karena semuanya adalah ikan hahahhaa....
Sudah kenyaanggg, semua langsung tepar terkapar karena ngantuk.

Pagi hari kami semua sudah stay tuned, siap melanjutkan snorkeling setelah sarapan. Pulau yang kami tuju adalah Pulau gosong dan pulau Kelagian. Over all, Pahawang dan pulau-pulau sekitarnya cukup memuaskan. Tapi untuk snorkelingnya kebanyakan air lautnya terlalu gelap walau kita tetap bisa melihat schooling fish yang bergerombol banyak. Jadi trip untuk daerah sekitar Lampung dan Jakarta bisa jadi pilihan menghabiskan weekend
cottage yang dimiliki orang asing di Pahawang

Kami kembali ke Ketapang siang hari dan sudah dijemput dengan APV yang mengantar kami kemarin ke pelabuhan. Di perjalan pulang kami sempat berhenti di Toko YenYen untuk membeli oleh-oleh. Entah kenapa perjalanan pulang ini terasa lebih cepat di banding saat kami baru datang. Di bakauheni, kami mendapat kapal yang bagus, ini kapal laut terbagus yang pernah saya naiki. Ada pramugarinya, lounge nya juga bagus, dan ber-wifi. 
Lounge di dalam kapal pulang

Kami sampai di Merak jam 8 malam. Kembali ke Jakarta, kembali ke kota dengan pemandangan gedung-gedung tinggi dan macetnya jalanan. Hoaaammm....