Wednesday, December 9, 2015

Camping di Pulau Papatheo (Itinerary & Budgeting)



 12-13 September 2015

Trip kali ini saya akan mencoba sesuatu yang belum pernah saya coba sebelumnya, yaituuuuuu……Jreng Jreng !!  CAMPING DI PANTAI !!  Biasa aja mungkin ya bagi sebagian orang lainnya, kalo menurut saya ini sih sesuatu yang menarik banget. Secara selama ini kalau ke pantai saya menginap di homestay, tapi kali ini di pantainya langsung, seperti yang pernah saya lihat di iklan coklat Silverq**en hehehheee (korban Iklan).
Peserta trip kali ini 20 orang,lumayan banyak ya, untung orangnya asik semua, jadi engga ribet selama trip, itu point penting  kalau mau punya liburan yang menyenangkan, orang-orang yang kita ajak jalan juga harus fun. Oh iya, nama pulau tempat kami camping adalah pulau Papatheo, saya baru sekali ini dengar nama pulau Papatheo, jadi masih belum terlalu ada bayangan.
Anyway, meeting point di Kaliadem, ini pelabuhan barunya Muara Angke, lebih bersih, dan teratur. Selain itu parkirannya luas, WC bersih, dan ada mushola juga, pokoknya Ok lah. Kami sudah berkumpul semua jam 6 pagi dan kapal ferry yang kami gunakan baru jalan jam 7 pagi. 
Tiket untuk naik kapal ferry Rp.57.000 ditambah bayar retribusi Rp.2.000, tapi retribusi ini cuma kita bayarkan untuk keberangkatan aja, jadi nanti waktu pulang kita engga perlu bayar retibusi lagi. Kapal Ferry ini berhenti di Pulau Harapan, total perjalanan dari Kaliadem ke Pulau Harapan sekitar 4 jam. Kami sampai di Pulau Harapan jam 11 dan langsung berganti pakaian dengan baju untuk berbasah-basahan, karena tujuan selanjutnya adalah snorkeling di pulau Macan dan Bintang.
Dari pulau Harapan kami melanjutkan dengan kapal kongkang, tujuan pertama adalah pulau Perak. Ini adalah pulau tidak berpenghuni, tapi ada warung yang menjual kelapa muda, juga makanan-makanan kecil. Salah satu pulau favorite saya di kepulauan seribu adalah pulau ini. Kenapa ?? Karena pantainya yang panjang, dan pasir putih bersih dengan air laut yang bening dengan gradasi warna biru muda, biru torquis ke biru tua.
Pulau perak, air lautnya torquis
Pantai panjang di pulau perak
Kami makan siang dulu di pulau perak dengan nasi kotak yang sudah di bawa dari pulau harapan. Setelah isi tenaga, pulau selanjut yang kami datangi adalah pulau macan. 2 tahun lalu saya pernah melewati pulau macan dan mendapatkan sunset yang keren banget, tapi kali ini kami cuma snorkeling aja disini.
Foto sunset di Pulau Macan 2 tahun lalu
Menurut saya pulau macan ini salah satu spot favorite snorkeling orang-orang yang datang ke kepulauan seribu, karena memang banyak ikan-ikan berbagai macam warna dan bentuk dan kadang juga ada schooling fish yang bisa kita temukan. Kalau mau ikan mendekat, bawa aja biscuit secukupnya, pasti ikan-ikan akan mendekat karena ingin memakan biscuitnya. Terumbu karang disini juga masih banyak dan terjaga.
Kami melanjutkan  dengan snorkeling ke pulau bintang. Alasan disebut pulau bintang sepertinya karena di pulau ini banyak ditemukan bintang laut deh (teori sotoy) hehehee…  Tapi memang benar kalau di pulau ini banyak bintang lautnya. Ikan – ikan di sini tidak sebanyak ikan-ikan di pulau Macan, tapi masih worth it lah.

Kami masih punya waktu untuk mengunjungi pulau kayu angin/dolphin, disini view pantainya juga bagus. Dan cukup ramai denga wisatawan lain, karena pulau ini sering digunakan untuk foto group, jadi banyak rombongan yang datang kesini. Pulau terakhir yang kami singgahi sebelum ke pulau Papatheo adalah pulau gusung, pulau yang berupa hamparan pasir memanjang di tengah laut, dan akan hilang saat air pasang, tapi saat air surut, pasir seperti membelah laut jadi dua. 2 tahun lalu saya kesini, tidak ada ada penjual apapun, tapi sekarang sudah ada 2 meja yang berjualan makanan kecil dan gorengan. Mereka berjualan dari pagi sampai sore, kemudian kembali ke rumah masing-masing yang berada di pulau lainnya.
Pantai pulau gusung yang membelah laut
Saat saya dan teman-teman sampai di Pulau papatheo, sudah hampir waktu matahari tenggelam. Untuk camping disini kita perlu untuk membuat ijin camping dulu, tahun 2014 biaya untuk ijin camp sebesar 200ribu/rombongan. tapi sekarang ternyata sudah berubah menjadi 25ribu/orang. Saya memutuskan untuk bersih-bersih badan dulu, lokasi kamar mandinya agak jauh berjalan ke belakang pulau. Jangan kaget ya kalau kita harus menimba di kamar mandinya, dan disini kamar mandinya tidak berpintu, alhasil kami menggunakan kain pantai untuk tutupnya. Oh iya, selain itu juga tidak ada listrik, jadi bawa senter atau head lamp kalau masuk kamar mandi, takutnya nanti salah langkah malah jatuh ke sumur (disini sumurnya sejajar dengan lantai tanpa pembatas).

Malam harinya waktu semua tenda sudah berdiri, saatnya masak-memasak, ditambah bakar ikan. Yaaayyyy… bagian makna-makan selalu bikin happy  : ) Untuk yang mau berburu foto milkyway, bisa juga disini, karena lokasi yang jauh dari perkotaan dan tidak adanya lampu, jadi bintang-bontang dilangit malamnya terlihat jelas.
….
Hari ke-2 setelah salat subuh, saya berkeliling pulau, ternyata pulau Papatheo ini memiliki 4 homestay, tapi kosong dan terlihat tidak terawat, karena sekitarnya sudah hampir tertutup rumput tinggi. Saat saya camping, ternyata ada rombongan lain yang juga sedang camping di Papatheo, jadi total hanya 2 rombongan yang hari itu camping di Papatheo.
Camp di pingir pantai
Sunrise di pinggir pulau Papatheo

Di bagian depan pulau, terdapat reruntuhan, dan pilar berserta patung ala yunani. Karena di beberapa tempat terlihat bekas taman juga, saya jadi penasaran sejak kapan pulau ini jadi terlantar, karena banyak bekas-bekas bangunan yang memperlihatkan kalau dulu pulau ini pernah jadi tempat yang bagus seperti resort exclusive.
Salah satu patung si reruntuhan pilar
Foto bareng dulu dengan team open trip
Saya lanjut packing, sambil menunggu kapal yang belum datang menjemput, kami foto-foto dulu lah yaaa... 
Akhirnya kapal datang menjemput jam 9 pagi membawa nasi box untuk sarapan kami.. Yayyyy Makann !!! Di perjalan pulang saya dan teman-teman masih sempat untuk mengunjungi pulau Bira. Menurut saya kondisi pulau Bira ini agak disayangkan karena terlihat jelas dulu pernah ada sarana yang lengkap disini tapi sekarang sudah tidak terurus. Seperti gedung serba gunanya yang cukup besar tapi atapnya sudah hampir ambruk, lalu ada kolam renang yang sekarang kering dan ditumbuhi lumut. Kami tidak terlalu lama disini karena takut ketinggalan kapal ferry yang menuju ke Kaliadem. 
Dengan kapal tongkang kami menuju ke Pulau Harapan, yang ternyata kapal ferry sudah menunggu disana dan sudah lumayan penuh. Kapal Ferry berangkat dari pulau harapan jam 12 dan kami tiba di Kaliadem sekitar jam 3 sore.
Kami pun berpisah dengan teman-teman perjalan kami, teman baru dan teman lama. 
Semoga bisa nge-trip bareng-bareng lagi one day :)

Dibawah ini list biaya dan itinerary nya
Itinerary

list budget untuk 20 orang




5 comments:

  1. Halo..kalo mau ikut group trip ke Kepulauan Seribu biasanya lewat travel agent atau gimana ya? makasih :)

    ReplyDelete
  2. Halo..kalo mau ikut group trip ke Kepulauan Seribu biasanya lewat travel agent atau gimana ya? makasih :)

    ReplyDelete
    Replies
    1. Halo...
      Biasanya sekarang bnyk yang menyediakan open trip, bisa di cari di google untuk di bandingkan dulu, karna skrg banyak yg buka open trip jadi harga bersaing..
      Jenis nya ada yang open trip, ada juga yang sharing cost :)

      Delete
  3. hallooo
    masih open ga yah? kalo kita mau ikutan gabung bisa? kira kira kita ada 10 orang .. kena berapa yah? adakan kontak yang bisa dihubungi?

    ReplyDelete
    Replies
    1. Halo,
      Kebetulan tgl 29-30 ini akan ada trip ke pulau harapan, per orangnya 370rb all in. Tapi kalau mau ke papatheo untuk 10 orang teman saya bisa bantu, saya japri contact person nya di IG ya

      Delete