Monday, September 26, 2016

Nyaris Ketinggalan Pesawat

Untung selama ini baru nyaris saja ketinggalan pesawat, tapi belum pernah benar-benar ketinggalan pesawat. Tapi rasanya tetap saja bikin jantung dag dig dug.
Sebetulnya saya termasuk tipe orang yang selalu datang 2 jam sebelum boarding. Tapi ada saja yang diluar kendali kita.

Nyasar:

Pengalaman saya nyaris ketinggalan pesawat saat akan liburan ke Bangkok. Sebetulnya saya dan teman-teman sudah menyisakan waktu cukup jauh untuk perjalanan dari Jakarta kota k bandara Soekarno Hatta. Tapi sebelum ke bandara saya harus menjemput 1 orang teman di kantornya yang juga akan ikut dalam trip ini. Sialnya waktu dalam perjalanan ke Soetta, kami nyasar. Awalnya kami akan menggunakan GPS, tapi karena menurut teman saya dia tau jalan jadi engga jadi pakai GPSnya. Setelah beberapa lama, saya dan 3 teman lainnya mulai merasa kami hanya berputar-putar saja di jalan kecil. Loh ini kok engga sampai-sampai. Jangan-jangan nyasar deh ini. Tiba-tiba teman saya yang awalnya menunjukan jalan bilang dia lupa jalannya.. Gubrakkk... setelah berputar-putar hampir 1 jam kami akhirnya menggunakan GPS, dan sampai di Soetta mepet ke jam boarding. Sampai Soetta ternyata kami salah terminal.. Duh harus muter lagi. Untungnya masih ada waktu untuk check in dan tidak ketinggalan pesawat.

Masih mau keliling-keliling, minum kopi, dompet hilang, boarding pass hilang:

Pengalaman nyaris ketinggalan pesawat yang lainnya masih dari trip saya ke Bangkok. Kali ini kami nyaris ketinggalan pesawat untuk pulang ke Jakarta.
Kalau ini karena kesalahan kita sendiri sih. Dari Bangkok seharusnya kami langsung ke bandara, tapi kami pikir masih ada waktu lumayan untuk ke Pattaya. Akhirnya kami singgah dulu di Pattaya dan masih sempat makan siang disana berfoto sebentar di pantainya. Sampai disitu masih tidak ada masalah, kami pun segera menuju bandara menggunakan bus. Sesampainya di bandara Suvarnabhumi salah satu teman di rombongan kami ada yang masih ingin lihat-lihat keliling menggunakan BTS (Sejenis MRT), waktu itu 3 jam menuju take off. Kami sudah ingatkan nanti bisa ketinggalan pesawat, waktunya terlalu mepet. Tapi karena teman saya ini keukeuh ya sudah deh kita biarkan saja. Dengan resiko kalau dia belum datang sampai waktu boarding, maka akan kita tinggal. Akhirnya teman saya pergi keliling lagi ditemani 1 teman kami yang lain. Sisanya saya dengan 2 teman cewe pergi cari makan di bandara. Saat sedang makan tiba-tiba salah seorag teman saya ini sadar dompetnya engga ada. Dia pun langsung panik, uang, dan kartu indentitas semua ada disana. Untungnya passport di simpan di tas. Kami pun menelpon 2 orang teman kami yang tadi sedang keliling-keliling MRT untuk segera kembali ke bandara. Sesampainya mereka di bandara, saya dan 2 orang lainnya pergi ke bagian informasi  untuk melaporkan kehilangan dan untuk meminta bus yang kami tumpangi untuk di cek apakah ada dompet tertinggal. Tapi ternyata setelah di cek tidak ada dompet tertinggal di bus itu. Untuk menghilangkan panik, kami sempat ngopi sebentar, saat waktu sudah hampir mendekati waktu boarding kami segera akan beranjak ke loket. Lho, ini teman saya 1 orang malah ada yang baru pesan kopi saat kami akan berangkat. hadeeuuuhhh... kami tunggu sebentar, sampai akhirnya karena minum kopinya yang tidak beres-beres, kami minta dia menyusul, karena kami akan check in duluan. Sampai di loket untuk check in, waktu sudah semakin mepet. Kami semua pun check in, teman saya yang sedang mgopi tadi akhirnya bisa menyusul kami. Loket airlines yang kami gunakan ada di lantai 1, sedangkan untuk gate pesawat ada di lantai 2. Saat kami sudah melewati gate check ini dan tiba-tiba salah satu teman saya sadar boarding pass nya hilang. Waduh apalagi ini, kok bisa sampai hilang kan dari tadi di pegang. 
Jadilah dia turun lagi ke bawah untuk print ulang boarding pass. Saat dia kembali waktu take off sudah semakin dekat, salah satu dari kami lari paling depan untuk bisa sampai ke pesawat duluan, agar bisa meminta staff maskapai untuk menunggu sisa 4 orang penumpang lagi, yaitu kami. Saya pun san 3 orang lainnya lari-lari menuju pesawat dan ternyata gate check in ke gate pesawat jauuuuuhhh banget.
Dan benar saja kami adalah penumpang terakhir yang masuk pesawat, untungnya karena 1 teman kami sudah sampai di pesawat lebih dulu, dia yang meminta pramugari untuk menunggu karena kami sudah dekat ke arah pesawat.
Anyway saat kami lari-lari itu, sempat ada pengumuman ditemukan sebuah dompet, kayanya sih itu dompet teman saya, tapi berhubung  sudah hampir ketinggalan pesawat, teman saya akhirnya meng- ikhlaskan saja dompetnya tetap di Bangkok.
Setelah kejadian itu kami kapok untuk mepet-mepet check in  dan mepet datang ke bandara sebelum boarding.

Hujan, dan kecelakaan

Hujan di beberapa daerah lainnya mungkin biasa saja, tidak mempengaruhi arus lalulintasnya. Beda halnya dengan di Jakarta, hujan artinya macet karena jalanan pasti akan banjir.
Pengalaman nyaris ketinggalan saya baru-baru ini saat saya akan ke Lampung, saya berangkan menggunakan damri dari Bekasi, dengan jarak tempuh biasanya 1.5 jam untuk sampai ke bandara, tapi saya tetap berjaga-jaga dengan mengambil bus damri 4 jam sebelum take off. Saya berangkat jam 4 dari Harapan indah bekasi, dengan ekspektasi seandainya macet pun, saya bisa sampai di bandara jam 7. Suami saya sudah lebih dulu tiba di bandara dan check in, jadi saya sudah tidak perlu check in lagi. Ternyata hujan deras waktu masuk tol cakung dan sudah bisa di prediksi jalanan jadi macet karena hujan, dan ternyata ada kecelakaan juga sehingga macetnya double. Dag dig dug rasanya, karena jam 7 saya baru antri di tol masuk bandara, boarding jam 7.30.
Akhirnya saya berhasil juga sampai pas jam 7.30 sehingga tidak ketinggalan pesawat. Saat terjebak macet di tol menuju bandara, saya membayangkan kapan ya jalur menuju bandara ini bebas macet, jadi orang-orang yang akan ke bandara tidak perlu dag dig dug di jalan takut ketinggalan pesawatnya, karena kalau tidak macet lama waktu tempuh  bisa di prediksi, dan mengurangi waktu yang habis sia-sia di jalan.

No comments:

Post a Comment