Sunday, May 21, 2017

Review Tafso Barn Bandung

Di Bandung ini selalu aja ada tempat baru untuk nongkrong, kalau saya perhatikan ini mungkin alasan Mall di Bandung tidak sepenuh Mall di Jakarta, karena orang-orang Bandung lebih punya banyak pilihan untuk menghabiskan waktu di cafe-cafe atau resto di bandigkan hanya menghabiskan waktu di mall.
Ngomong-ngomong soal tempat nongkrong baru, belum lama ini saya mencoba tempat bernama TAFSO BARN, lokasinya di Cimbuleuit atas, kalau dari arah Punclut masih ke atas lagi sedikit, kalau dari arah Dago kita bisa ambil arah belokan ke kiri setelah melewati terminal Dago.
Tafso Barn ini bersebelahan dengan tempat makan lainnya yaitu Lereng Anteng. Pada weekend atau libur panjang kita harus waiting list untuk bisa makan disini. Begitu masuk kita harus membeli tiket seharga Rp.15.000, tiket ini bisa kita gunakan untuk membeli makanan di dalam dengan harga Rp.15.000.
Menu Tafso Barn
Menu Tafso Barn

Begitu masuk kebetulan saya mendapat tempat yang posisinya paling atas, jadi bisa melihat ke pemandangan bawah secara lebih luas. Posisi resto di buat menurun , dan pemandangan di depan kita adalah lereng yang cantik, bahkan kita bisa melihat Lembah Dago dari posisi ini.
Untuk menu makanan, di Tafso ini menyediakan cemilan dan makanan berat, dengan harga yang masih wajar. Dan juga disini ada Mini Golf untuk yang mau membawa anak, jadi anak juga bisa senang karena bisa sambil bermain.

Hampir semua spot disini bagus untuk di foto atau instragramable. Tapi ada 2 spot yang memang wajib sepertinya kita berfoto disitu jika datang kesini.
Spot foto di Tafso Barn

Jadi overall, menurut saya Tafso Barn ini reccomended untuk dikunjungi, mau dengan teman atau dengan keluarga. Untuk merasakan suasana resto yang sejuk, dengan pemandangan perbukitan dan harga yang terjangkau, TAFSO BARN ini bisa menjadi pilihan. 
Salah satu bentuk meja, kursi yang ada di Tafso

Minigolf untuk anak-anak juga tersedia

Friday, May 19, 2017

Traveling ala ibu hamil ke Bali

Ceritanya waktu itu suami saya dapat info tiket promo ke Bali menggunakan AirAsia, harganya Rp. 1,800,000 sudah tiket PP untuk 2 orang, dan hotel menginap untuk 2 malam. Jadi sambil iseng ya sudah kami beli saja, sambil belum tau juga kapan akan berangkat, karena masih mencari waktu yang pas, yang penting kami sudah booking tiketnya.
Akhirnya setelah beberapa bulan, di putuskanlah kami berangkat di bulan April ini, dan pada saat itu kondisi saya sedang hamil 6 bulan. Awalnya sempat cari-cari info terlebih dulu apakah aman untuk saya terbang, tapi setelah konsultasi dengan dokter Alhamdulillah saya dalam kondisi sehat dan aman untuk terbang. Biasanya usia kandungan di atas 8 bulan yang sudah tidak boleh terbang.
Anyway, di hari H sampai lah kami di Bali, rombongan saya terdiri dari 7 orang, salah satunya adalah balita 18 bulan, so jadi memang trip kali ini benar-benar trip yang  santai karena ada 1 ibu hamil dan 1 balita.
Berikut rincian itinerary kami selama di sana:

Hari ke-1:

Kami semua kumpul di Bandara Ngurah Rai pukul 11 siang, kemudian kami pergi makan siang ke Nasi pedas Bu Oki di Nusa dua, jaraknya sekitar 20 menit pakai mobil dari bandara.
Oh iya kami sebelumnya sudah merental mobil tanpa supir, supaya lebh leluasa dan supaya muat juga mobilnya dengan isi rombongan kami hehehhee...
Ini pertama kali saya mencoba nasi pedas bu Oki, dan ternyata begitu kami datang langsung di tanya pedas atau tidak pedas, lah kami bengong semua, bentuk makanannya aja kami tidak tau ahahhaaa...
Ternyata disana langsung akan di hidangkan per paket nasi pedas komplit, berisi nasi putih, lawar, sate lilit, telur ayam,telur kuning, pepes dari olahan ikan, dan tambahan sambal matah kalau yang pesan pedas. Lumayan lah paket lengkap, dalam 1 piring.
Nasi pedas Bu Oki
Selesai makan karena kami belum bisa cek in sebelum jam 2 siang, akhirnya kami jalan-jalan ke Beachwalk. Mall yang lokasinya tepat di dekat pantai Kuta. Begitu sampai disana saya langsung suka dengan konsepnya yang terbuka dan adem banget, padahal di luar udara panas. Mall ini tidak seperti mall kebanyakan di kota-kota di Indonesia lainnya. Oh iya, di mall ini menyediakan penyewaan stroller gratis untuk anak-anak / bayi. Kalau tidak mau cape jalan dari parkiran di basement, kita juga bisa parkir di depan mall dengan parkiran VIP Rp. 35.000 seharian.
Setelah puas window shopping di Beachwalk, kami pun kembali ke hotel untuk check in. Kelompok kami di bagi di 2 hotel, yaitu Hotel Losari dan Hotel Euphoria. Jarak keduanya cuku dekat, dan tidak jauh dari pantai Kuta juga. Di pantai Losari, terdapat museum becak juga lhooo..
Kami istirahat di hotel sampai menjelang sore, jam 5 kami kembali ke pantai Kuta untuk menikmati matahari tenggelam, sambil makan di pinggir pantai. Sewa 2 kursi malas dengan 1 payung besar dihargai Rp.50.000, harga ini hanya berlaku untuk sore hari, kalau di pagi hari harganya Rp. 100.000.
Malamnya kami ke beachwalk lagi, hahahaa seneng bener kayanya nongkorng di sini, sambil menikmati es krim Gelato di salah satu restonya. Setelah capek, kami kembali ke hotel.


Hari ke-2:

Kami berangkat agak siang, sekitar jam 8.30. Tujuan pertama adalah Monkey forest di Ubud, dengan waktu tempuh sekitar 1 jam dari hotel kami. Sebelum menentkan ke Monkey forest, suami saya sempat cek terlebih dulu, apakah monyet-monyet disini cukup aman jika kita mmebawa anak kecil, dan ternyata dari review orang-orang, disini cukup aman. So there we go, kami tba di Monkey forest Ubud, dengan tiket masuk Rp. 50.000/orang. Dari awal masuk tiket area, kita sudahbisa meihat monyet-monyet di pinggir jalan, di beberapa spot juga kita bisa menemukan penjual pisang untuk makanan monyet. Jadi caranya kalau kita mau foto dengan monyet, kuta bisa membeli pisang, biasanya monyet akan mendekat. Tips bagi yang agak takut kalau monyet nye mendekat, jangan khawatir, caranya adalah kita harus tetap berjalan, monyet itu tidak akan megikuti.
 

Sebetulnya kawasan Monkey forest ini cukup luas, tapi berhubung ada bumil dan balita yang masih harus digendong, jadi trip di monkey forest ini kami hanya mengikuti 1 jalur saja, tidak mengexplore seluruhnya karena menghindari kecapekan.
Setelah lelah keliling di Moneky forest, kami pergi untuk mencari makan siang, akhirnya pilihan kami jatuh ke Bebek tepi sawah.  Tempat makan yang pemiliknya sempat heboh di gossipkan berpacaran dengan salah sau artis ternama (Lahh malah gosip ) wkwkwkkkk....
Begitu sampai di parkiran restoran ini, kita bisa melihat foto beberapa presiden kita yang pernah bekunjung kesini. Di dalam resto kita bisa memilih makan dengan meja atau lesehan, dan di tengah2 resto terdapat beberapa petak sawah, awalnya saya kira sawahnya akan lebih luas lagi, tapi yang penting masih ada sawahnya lah yaaa. Di saat kami hampir selesai makan, tiba-tiba kluarlah seorang penari Bali menghibur kami sambil kami makan siang. Tambah membuat suasana Bali-nya terasa.
Anyway, makanan di Bebek tepi sawah ini enak-enak semua, engga ada yang engga enak kayanya. Buat yang engga suka bebek jangan khawatir, disini juga ada menu ayam, sate lilitnya juga lembut kita engga akan kena duri ikan waktu makan sate lilitnya. Pokoknya saya puas banget deh makan di Bebek tepi sawah ini.

Sate Lilitnya enakkkkk banget
Nasi, Ayam Betutu nya juara


Setelah mengisi energi, kami lanjutkan perjalanan ke GWK (Garuda Wisnu Kencana). Tiket masuknya Rp. 70.000/orang. Hmm.. ternyata tempat ini agak kurang reccomended sih untuk yang hamil, karena lumayan banyak tangga juga untuk melihat patung dewa Wisnu dan Garuda-nya. Kami Sebetulnya ada pagelaran tari yang saya sukai yaitu tari Kecak Garuda Wisnu, tapi acaranya baru dimulai jam 18.30, karena kami sudah ada rencana untuk dinner dan menikmati sunset di Jimbaran, jadi kali ini kami skip dulu untuk nonton tari Kecaknya.
Jadwal show di GWK

Rombongan selanjutnya berpindah ke Jimbaran, kalau liat dari review orang-orang di sana ada 2 tempat yang cukup terkenal yaitu Menega Cafe dan Nyoman Cafe. Kami memilih ke Nyoman cafe karena dari review yang kami baca, tempatnya tidak terlalu crowded jadi enak untuk makan sambil ngobrol. Di Nyoman cafe ini ada menu paket sea food dan ada juga menu satuan selain seafood seperti mie goreng, nasi goreng dll. Untuk paket seafood ada yang seharga Rp.110.000 
(ini sebetulnya untuk 1 orang tapi kalau makannya sedikit bisa buat berdua) dan Rp. 350.000 (ini porsi untuk berdua, tapi bisa juga sampai untuk berempat). Jadi hitungannya untuk urusan harga masih normal lah ya. di tambah lagi pemandangan tepi pantainya itu keren banget.
Sunset view di pantai Jimbaran
Candle light dinner di Pinggir pantai Jimbaran
Suasana makin malam makin meriah, ada kelompok pemain musik yang menyanyi mengelilingi meja. Tidak terbayang bagaimana pada tahun 2005, Nyoman Cafe ini pernah menjadi korban pada saat bom Bali I. Semoga tidak ada lagi tindakan teroris di Indonesia.
Selesai makan malam di Jimbaran, sebagian dari rombongan kembali ke hotel, dan sisanya jalan-jalan di beachwalk (again) ahahhaaa....

Hari Ke-3:

Hari terakhir saya dan suami di Bali, kami pun bersiap check out. Karena sebagian rombongan masih akan extend 1 hari lagi di hotel Euphoria, akhirnya kami menyimpan barang kami di kamar mereka dulu, dan melanjutkan jalan-jalan kami di hari terakhir, karena pesawat kepulangan kami jam 11 malam. Tujuan hari inti hari ini adalah ke Pasar Sukowati, sebelum itu kami masih sempat kepantai Kuta untuk menemani ponakan kami yang masih balita yang sedang ingin main pasir Yaayyy,, yang kami ikut main pasir sambil berjemur pagi-pagi.
Bumil capek, jadi tiduran di bawah payung pantai aja


Selesai dari Kuta kami menuju ke Pasar Sukowati, disini harus barani menawar, jangan gentar hahahaaa... Untung Mama mertua ikut belanja ke Sukowati, dan tingkat keahlian nawarnya udah tingkat dewa, salut baget deh, ada tas yang harganya 125ribu bisa di tawar jadi 60ribu aja :P
Selesai belanja, kami janjian makan dengan sisa rombongan lainnya di Beachwalk untuk makan siang.
Sebelum sore, kami masih sempat untuk shopping di JOGER belanja untuk oleh-oleh.
Selesai dari Joger kami kembali ke hotel Euphoria dan packing, jam 20.30 kami sudah OTW ke bandara.

Beberapa tempat wisata seperti Tanah Lot  dan Uluwati tidak kami kunjungi karena menghindari bumil dan balita kecapekan.

Intinya kalau jalan-jalan sama ibu hamil dan balita, tripnya harus santai, tidak bisa seperti jaman sebelum hamil yang semua tempat bisa di kejar untuk di datangi.
Tapi so far engga ada yang ribet kok, di bawa fun aja :)



NB: Untuk ibu hamil yang akan bepergian menggunakan pesawat, kita harus menyertakan surat ijin terbang dari dokter kandungan. Surat ini berlaku untuk 1 minggu sejak hari di keluarkan. Biasanya usia kandungan di atas 38 minggu sudah tidak boleh untuk terbang.




Camping ala hotel di Glamping Legok Kondang Lodge

Beberapa tahun terakhir ini wisata glamping (glamour camping) sedang booming di Indonesia. Apa sih glamping (glamour camping) itu? Glamping secara harfiahnya mungkin bisa di artikan sebagai berkemah versi mewah. Di gamping kita masih tetap tinggal di dalam tenda, bedanya tenda yang disediakan cukup luas, didalamnya terdapat kasur yang nyaman, TV, colokan listrik, kamar mandi. Akhir Desember kemarin saya berlima sudah merencanakan untuk mencoba glamping, glamping yang kami pilih adalah LEGOK KONDANG, karena dilihat dari websitenya tempatnya oke. 
Legok kondang berada di daerah Ciwidey. Biasanya kita perlu booking jauh-jauh hari jika ingin menginap pada saat weekend, karena tempat ini selalu penuh. 
Di legok kondang, disediakan pilihan ukuran tenda, tergantung jumlah orang yang akan menginap. Saya memesan tenda ukuran Family suite tend yang bisa untuk 8 orang. Karena awalnya kami berencana berangkat bertujuh, tapi di akhirnya hanya berlima.
Perjalanan  menuju Ciwidey berjalan lancar hanya sempat bingung mencari belokan ke arah Legok kondangnya, kami di beri tau patokannya kalau sudah lewat ikan bakar ciwidey, lalu belok kanan. Nanti kalau sudah lewat Saung Gawir, itu berarti sudah dekat, ooo iya hati-hati ya nanti ada tanjakan yang curam sampai belokannya engga keliatan. Dari situ sekitar 1 km ada masjid di sebelah kiri, kalau mau langung ke glamping menggunakan mobil sendiri, 500 meter dari masjid itu ada belokan ke kiri, tanjakan itu menuju ke glamping. Tapi kami di sarankan oleh pihak glamping untuk parkir di bawah saja dan menggunakan jemputan yang di sediakan oleh glampingnya. Kami parkir tidak jauh dari belokan itu, ada sebuah rumah warga yang memang di sediakan untuk parkir tamu Legok Kondang.
  Mobil jemputan pun datang, karena saya sedang hamil jadi saya duduk di depan sebelah supir, supaya tidak terlalu berasa guncangan saat mobil jalan. Legok Kondang Lodge ini berada di atas gunung, dari lokasi parkir kita tadi masih sekitar 10 menit naik ke atas menggunakan mobil. Jalannya tidak rata, dan sempit tidak bisa untuk 2 mobil, jadi kalau ada mobil mau naik atau turun biasanya harus bergantian.
Mobil jemputan yang disediakan Legok Kondang
Begitu sampai di di area camp kita akan di infokan nomor tenda, kalau mau keliling-keliling bersepeda disini juga disediakan gratis loh. 
Begitu masuk ke tenda, saya amazed dengan apa yang ada di dalamnya. Kalau pernah nonton Harry Potter and the Goblet of Fire waktu keluarga Weasley membuat tenda ajaib yang di dalamnya seperti apartemen, nah itu kesan saya waktu masuk ke dalam tenda. 
Dalam tenda yang kami pesan terdapat 8 kasur ukuran single, dan 2 kamar mandi, 1 TV, dan colokan listrik, ada free air mineral juga. Pokoknya engga berasa lagi di tenda deh, berasa di hotel, lalu di bagian samping ada balkon dengan pemandangan kebun. Tenda yang kami pesan ini adalah ukuran tenda untuk 8 orang, tapi sebernya saat kami lihat ukuran tenda sebsar itu muat untuk 20 orang, yang bisa tidur di lantai. Lantai tenda juga sudah menggunakan lantai kayu dan karpet.
Oooo iya, kamar mandi disini menggunakan shower dan ada air hangatnya juga, selain itu  closet yng digunakan adalah closet duduk.
Tempat tidur & kamar mandi di dalam tenda

Disini sinyal handphone agak susah sih, ada wifi yang di sediakan tapi itu juga kadang bagus-kadang jelek juga.
Setelah menyimpan barang-barang kami, kami bingung waktu mau keluar, karena tenda tidak di sertai kunci atau gembok, hanya menggunakan kunci kait kayu seperti pada rumah-rumah tradisional jaman dulu. Tapi karena tidak ada barang berharga di tinggal di tenda juga jadi kami tenang aja.

Makan siang khas Sunda
Kami makan siang di "resto"nya, karena sudah siang  kami memesan lewat karyawannya. Makanannya enakkkk, ala sunda. Kalau mau pesan ke tenda juga bisa, tapi kami lebih memilih makan di "resto"nya karena bisa menikmati udara segar, dan di apit kolam di satu sisi, dan pemandangan gunung juga sawah di sisi lainnya.
Pemandangan dari resto
Malam harinya kami berkumpul le aera lapangan yang sudah di rubah menjadi area api unggun, dengan meja-meja panjang untuk acara BBQ. Harga BBQ ini di luar harga paket ya, jadi masih harus menambah Rp.95.000. Eh ada pangung dan live music-nya juga loh, personel bandnya juga merangkap sebagai MC sepertinya, di sela nyanyian mereka suka menyelipkan lawakan-lawakan yang membuat suasana jadi makin ceria, 

Saat kami tiba di meja, tiba-tiba dari arah panggung ada pengumuman bahwa khusus malam ini pihak Legok Kondang menggratiskan BBQ untuk setiap orang.... WHATTT?!! pas banget hari itu lagi hari ulang taun saya, tau aja nih pengelolanya ngasih gratisan pas saya ultah ahahaaa padahal sih pengelola kasih free BBQ karena malam itu adalah malam natal.
Makanan BBQ nya juga enak, porsi lengkap dari sayur, daging sapi, seafood, ada jagung bakar juga. Puas banget pokoknya deh. selesai makan sudah makin malam, tadinya mau cari foto milkyway, tapi karena mendung akhirnya kami langsung tidur. Semua tenda disini berlapis 2, jadi tidak ada angin yang masuk ke dalam tenda.

Besoknya, setelah shalat subuh kami ke Sunrise spot balcony, dari lokasi tenda saya masih harus menanjak lagi menuju ke spot ini. Tapi semua worth it,  di balcony ini terdapat kursi panjang untuk menonton pemandangan langit dari gelap sampai matahari terbit. Kalau kedinginan kita bisa ambil minuman hangat yang di sediakan di banyak spot sepanjang area camp ini dispenser dengan teh atau kopi tersedia 24 jam.
Pemandangan Sunrise

Kami menuju ke resto untuk sarapan, pilihan makanannya lengkap, dari nasi biasa, nasi goreng, bubur, masih banyak lagi. Pokoknya mirip kalau kita sarapan di hotel deh. Setelah sarapan kami kembali ke tenda, di balkon saya santai-santai di atas hammock yang kami bawa sendiri. Pemandangan sekitarnya adalah gunung, kebun dan ada suara aliran air sungai, tenang banget pokoknya suasananya. Dan yang paling saya suka adalah tidak ada nyamuk disini, walaupun banyak semak dan pohon-pohon. Ternyata rahasianya, di sekitar area glamping, banyak di tanam tanaman anti nyamuk seperti lavender dan tanaman anti nyamuk lainnya.

Setelah hampir siang kami sudah mandi dan merapikan semua barang, kami siap untuk pulang. Menggunakan mobil jemputan lagi utuk menuju ke tempat mobil di parkir di bawah.


Over all, glamping di Legok Kondang Lodge ini recommended banget, bisa untuk acara keluarga, teman atau kantor.

*****

Pulang dari Legok Kondang, kami rencananya akan makan siang di restoran Pinisi, masih di daerah Ciwidey. Ini loh rumah makan yang hits, karena bentuknya yang seperti perahu besar. Dari tempat parkir ke restoran, kita harus melewati jembatan gantung, sayangnya waktu itu sedang long weekend dan hari libur nasional, restoran penuh banget. Sistemnya yan self service mirip di kantin-kantin, dimana kita antri untuk ambil makanan yang kita mau dan langsung bayar dikasir. Untuk urusan duduk juga kita harus bersaing dengan yang lain, sebetulnya di bagian luar kapal masih ada meja, tapi karena sedang hujan deras akhirnya semua pengunjung memenuhi area dalam. Akhirnya kami cancel makan disini, mungkin lain kali lagi. 
Di perjalanan pulang, kami akhrnya memutuskan makan di Saung Gawir, makanannya khas sunda dengan pondok-pondok untuk lesehan, makanannya juga enak-enak.
Sepanjang arah ke Legok kondang, kta juga akan menemuka beberapa tempat wisata lainnya, seperti kebun strawberry, pemandian air panas, dll.
So, sekarang kalau ke Ciwidey, tujuannya bukan kawah putih saja ya,