Friday, May 19, 2017

Traveling ala ibu hamil ke Bali

Ceritanya waktu itu suami saya dapat info tiket promo ke Bali menggunakan AirAsia, harganya Rp. 1,800,000 sudah tiket PP untuk 2 orang, dan hotel menginap untuk 2 malam. Jadi sambil iseng ya sudah kami beli saja, sambil belum tau juga kapan akan berangkat, karena masih mencari waktu yang pas, yang penting kami sudah booking tiketnya.
Akhirnya setelah beberapa bulan, di putuskanlah kami berangkat di bulan April ini, dan pada saat itu kondisi saya sedang hamil 6 bulan. Awalnya sempat cari-cari info terlebih dulu apakah aman untuk saya terbang, tapi setelah konsultasi dengan dokter Alhamdulillah saya dalam kondisi sehat dan aman untuk terbang. Biasanya usia kandungan di atas 8 bulan yang sudah tidak boleh terbang.
Anyway, di hari H sampai lah kami di Bali, rombongan saya terdiri dari 7 orang, salah satunya adalah balita 18 bulan, so jadi memang trip kali ini benar-benar trip yang  santai karena ada 1 ibu hamil dan 1 balita.
Berikut rincian itinerary kami selama di sana:

Hari ke-1:

Kami semua kumpul di Bandara Ngurah Rai pukul 11 siang, kemudian kami pergi makan siang ke Nasi pedas Bu Oki di Nusa dua, jaraknya sekitar 20 menit pakai mobil dari bandara.
Oh iya kami sebelumnya sudah merental mobil tanpa supir, supaya lebh leluasa dan supaya muat juga mobilnya dengan isi rombongan kami hehehhee...
Ini pertama kali saya mencoba nasi pedas bu Oki, dan ternyata begitu kami datang langsung di tanya pedas atau tidak pedas, lah kami bengong semua, bentuk makanannya aja kami tidak tau ahahhaaa...
Ternyata disana langsung akan di hidangkan per paket nasi pedas komplit, berisi nasi putih, lawar, sate lilit, telur ayam,telur kuning, pepes dari olahan ikan, dan tambahan sambal matah kalau yang pesan pedas. Lumayan lah paket lengkap, dalam 1 piring.
Nasi pedas Bu Oki
Selesai makan karena kami belum bisa cek in sebelum jam 2 siang, akhirnya kami jalan-jalan ke Beachwalk. Mall yang lokasinya tepat di dekat pantai Kuta. Begitu sampai disana saya langsung suka dengan konsepnya yang terbuka dan adem banget, padahal di luar udara panas. Mall ini tidak seperti mall kebanyakan di kota-kota di Indonesia lainnya. Oh iya, di mall ini menyediakan penyewaan stroller gratis untuk anak-anak / bayi. Kalau tidak mau cape jalan dari parkiran di basement, kita juga bisa parkir di depan mall dengan parkiran VIP Rp. 35.000 seharian.
Setelah puas window shopping di Beachwalk, kami pun kembali ke hotel untuk check in. Kelompok kami di bagi di 2 hotel, yaitu Hotel Losari dan Hotel Euphoria. Jarak keduanya cuku dekat, dan tidak jauh dari pantai Kuta juga. Di pantai Losari, terdapat museum becak juga lhooo..
Kami istirahat di hotel sampai menjelang sore, jam 5 kami kembali ke pantai Kuta untuk menikmati matahari tenggelam, sambil makan di pinggir pantai. Sewa 2 kursi malas dengan 1 payung besar dihargai Rp.50.000, harga ini hanya berlaku untuk sore hari, kalau di pagi hari harganya Rp. 100.000.
Malamnya kami ke beachwalk lagi, hahahaa seneng bener kayanya nongkorng di sini, sambil menikmati es krim Gelato di salah satu restonya. Setelah capek, kami kembali ke hotel.


Hari ke-2:

Kami berangkat agak siang, sekitar jam 8.30. Tujuan pertama adalah Monkey forest di Ubud, dengan waktu tempuh sekitar 1 jam dari hotel kami. Sebelum menentkan ke Monkey forest, suami saya sempat cek terlebih dulu, apakah monyet-monyet disini cukup aman jika kita mmebawa anak kecil, dan ternyata dari review orang-orang, disini cukup aman. So there we go, kami tba di Monkey forest Ubud, dengan tiket masuk Rp. 50.000/orang. Dari awal masuk tiket area, kita sudahbisa meihat monyet-monyet di pinggir jalan, di beberapa spot juga kita bisa menemukan penjual pisang untuk makanan monyet. Jadi caranya kalau kita mau foto dengan monyet, kuta bisa membeli pisang, biasanya monyet akan mendekat. Tips bagi yang agak takut kalau monyet nye mendekat, jangan khawatir, caranya adalah kita harus tetap berjalan, monyet itu tidak akan megikuti.
 

Sebetulnya kawasan Monkey forest ini cukup luas, tapi berhubung ada bumil dan balita yang masih harus digendong, jadi trip di monkey forest ini kami hanya mengikuti 1 jalur saja, tidak mengexplore seluruhnya karena menghindari kecapekan.
Setelah lelah keliling di Moneky forest, kami pergi untuk mencari makan siang, akhirnya pilihan kami jatuh ke Bebek tepi sawah.  Tempat makan yang pemiliknya sempat heboh di gossipkan berpacaran dengan salah sau artis ternama (Lahh malah gosip ) wkwkwkkkk....
Begitu sampai di parkiran restoran ini, kita bisa melihat foto beberapa presiden kita yang pernah bekunjung kesini. Di dalam resto kita bisa memilih makan dengan meja atau lesehan, dan di tengah2 resto terdapat beberapa petak sawah, awalnya saya kira sawahnya akan lebih luas lagi, tapi yang penting masih ada sawahnya lah yaaa. Di saat kami hampir selesai makan, tiba-tiba kluarlah seorang penari Bali menghibur kami sambil kami makan siang. Tambah membuat suasana Bali-nya terasa.
Anyway, makanan di Bebek tepi sawah ini enak-enak semua, engga ada yang engga enak kayanya. Buat yang engga suka bebek jangan khawatir, disini juga ada menu ayam, sate lilitnya juga lembut kita engga akan kena duri ikan waktu makan sate lilitnya. Pokoknya saya puas banget deh makan di Bebek tepi sawah ini.

Sate Lilitnya enakkkkk banget
Nasi, Ayam Betutu nya juara


Setelah mengisi energi, kami lanjutkan perjalanan ke GWK (Garuda Wisnu Kencana). Tiket masuknya Rp. 70.000/orang. Hmm.. ternyata tempat ini agak kurang reccomended sih untuk yang hamil, karena lumayan banyak tangga juga untuk melihat patung dewa Wisnu dan Garuda-nya. Kami Sebetulnya ada pagelaran tari yang saya sukai yaitu tari Kecak Garuda Wisnu, tapi acaranya baru dimulai jam 18.30, karena kami sudah ada rencana untuk dinner dan menikmati sunset di Jimbaran, jadi kali ini kami skip dulu untuk nonton tari Kecaknya.
Jadwal show di GWK

Rombongan selanjutnya berpindah ke Jimbaran, kalau liat dari review orang-orang di sana ada 2 tempat yang cukup terkenal yaitu Menega Cafe dan Nyoman Cafe. Kami memilih ke Nyoman cafe karena dari review yang kami baca, tempatnya tidak terlalu crowded jadi enak untuk makan sambil ngobrol. Di Nyoman cafe ini ada menu paket sea food dan ada juga menu satuan selain seafood seperti mie goreng, nasi goreng dll. Untuk paket seafood ada yang seharga Rp.110.000 
(ini sebetulnya untuk 1 orang tapi kalau makannya sedikit bisa buat berdua) dan Rp. 350.000 (ini porsi untuk berdua, tapi bisa juga sampai untuk berempat). Jadi hitungannya untuk urusan harga masih normal lah ya. di tambah lagi pemandangan tepi pantainya itu keren banget.
Sunset view di pantai Jimbaran
Candle light dinner di Pinggir pantai Jimbaran
Suasana makin malam makin meriah, ada kelompok pemain musik yang menyanyi mengelilingi meja. Tidak terbayang bagaimana pada tahun 2005, Nyoman Cafe ini pernah menjadi korban pada saat bom Bali I. Semoga tidak ada lagi tindakan teroris di Indonesia.
Selesai makan malam di Jimbaran, sebagian dari rombongan kembali ke hotel, dan sisanya jalan-jalan di beachwalk (again) ahahhaaa....

Hari Ke-3:

Hari terakhir saya dan suami di Bali, kami pun bersiap check out. Karena sebagian rombongan masih akan extend 1 hari lagi di hotel Euphoria, akhirnya kami menyimpan barang kami di kamar mereka dulu, dan melanjutkan jalan-jalan kami di hari terakhir, karena pesawat kepulangan kami jam 11 malam. Tujuan hari inti hari ini adalah ke Pasar Sukowati, sebelum itu kami masih sempat kepantai Kuta untuk menemani ponakan kami yang masih balita yang sedang ingin main pasir Yaayyy,, yang kami ikut main pasir sambil berjemur pagi-pagi.
Bumil capek, jadi tiduran di bawah payung pantai aja


Selesai dari Kuta kami menuju ke Pasar Sukowati, disini harus barani menawar, jangan gentar hahahaaa... Untung Mama mertua ikut belanja ke Sukowati, dan tingkat keahlian nawarnya udah tingkat dewa, salut baget deh, ada tas yang harganya 125ribu bisa di tawar jadi 60ribu aja :P
Selesai belanja, kami janjian makan dengan sisa rombongan lainnya di Beachwalk untuk makan siang.
Sebelum sore, kami masih sempat untuk shopping di JOGER belanja untuk oleh-oleh.
Selesai dari Joger kami kembali ke hotel Euphoria dan packing, jam 20.30 kami sudah OTW ke bandara.

Beberapa tempat wisata seperti Tanah Lot  dan Uluwati tidak kami kunjungi karena menghindari bumil dan balita kecapekan.

Intinya kalau jalan-jalan sama ibu hamil dan balita, tripnya harus santai, tidak bisa seperti jaman sebelum hamil yang semua tempat bisa di kejar untuk di datangi.
Tapi so far engga ada yang ribet kok, di bawa fun aja :)



NB: Untuk ibu hamil yang akan bepergian menggunakan pesawat, kita harus menyertakan surat ijin terbang dari dokter kandungan. Surat ini berlaku untuk 1 minggu sejak hari di keluarkan. Biasanya usia kandungan di atas 38 minggu sudah tidak boleh untuk terbang.




No comments:

Post a Comment