Sabtu, 5 October 2013
Jalan-jalan kali ini saya pergi
bersama 2 orang teman saya. Jam 6 pagi kami sudah check in untuk keberangkatan
dari Jakarta menuju Singapore. Sesampainya di Singapore saya menemani 2 teman
saya yang mau membeli tiket harian MRT. Dan ternyata waktu sampai di tempat
pembelian tiket antriannya panjang banget, kami menghabiskan waktu hampir 1 jam
untuk mendapat tiket MRT. Kebanyakan yang mengantri adalah turis – turis dari
Indonesia juga. Setelah tiket didapat, kami langsung menuju Raffles Place St.
dari sana kita tinggal mengambil Exit H untuk berjalan kaki ke Merlion dan
Esplenade. Setelah puas foto-foto di sana, kami lanjut menuju Concorde Hotel.
Karena kami ingin ikut menaiki bus gratis yang menuju ke arah Sentosa Resort
untuk masuk Universal Studio Singapore (USS). Begitu keluar dari stasiun MRT
kami tidak langsung menemukan Concorde Hotel ini, kami sempat bertanya ke
beberapa orang sebelum akhirnya menemukan hotelnya.
Patung Merlion |
Bus gratis ini kedatangannya
setiap 30 menit sekali. Sayangnya saat kami sampai di persimpangan Concorde
Hotel, bus nya baru saja berangkat yang artinya kami harus menunggu 30 menit
lagi. Karena saya sudah keburu ada janji dengan teman lainnya di USS, jadi
akhirnya kami memutuskan untuk naik taxi bertiga dari sana menuju USS.
Untungnya harganya tidak terlalu mahal hanya SGD 8.5 dan itu pun kami bagi
bertiga jadi masing-masing membayar sekitar SGD 2.8.
Sesampainya di parkiran basement
Sentosa Resort, kami segera mencari loket penukaran tiket yang sebelumnya sudah
kami pesan dari Indonesia supaya dapat harga yang lebih murah. Untuk menuju ke
pintu masuk USS kita tinggal menaiki escalator saja ke atas. Kalau ke USS
kayanya belum lengkap kalau belum foto di depan Globe besar bertulisan
Universal.
Replika Transformer |
Replika penjaga Pyramid |
Selama berkeliling di dalam USS
dan mencoba permainan, yang menjadi favorite saya adalah Transformer dimana
kita seperti sedang menaiki bumble bee, dan mobil kita di angkat, lalu di
banting, pokoknya belum ada taman bermain dengan efek seperti ini di Indonesia.
Selain itu juga ada tempat yang menunjukan bagaimana special efek di Studio
Universal. Waktu itu kami diberi kesempatan untuk merasakan bagaimana jika film
tentang badai dengan setting New York dilakukan di dalam studio Universal.
Ternyata efek api yang ada adalah api sungguhan selain itu juga pencahaayan,
angin dan semua barang yang berjatuhan membuat keadaan yang kami rasakan
benar-benar seperti di tengah badai sungguhan. Di dalam paket tiket USS tedapat
juga kupon makan siang sebesar SGD 10, jadi kami tidak keluar uang makan lagi.
Kami keluar dari USS pada jam
6.30 sore dan untuk kemudian melanjutkan ke Bugis Street. Karena sudah mulai
capek, kami sepakat untuk menuju bugis street dengan taxi, tidak mecari bus
gratis lagi. Sebelumnya saya mengecek terlebih dulu perkiraan biaya untuk taxi
dari USS ke Bugis street dengan menggunakan web gothere.sg
Surprisingly, pengemudi taxi yang
saya gunakan menuju Bugis Street adalah orang Indonesia. Dulunya Bapak ini
adalah seorang dosen di perguruan tinggi swasta di Jogja. Namun karena pada
jaman orde baru Bapak ini termasuk yang vocal dalam menentang orde baru dan setelah kerusuhan tahun 1998, akhirnya
memutuskan untuk pindah ke Singapore. Karena Singapore tidak memiliki
perjanjian ekstradisi dengan Indonesia, maka Bapak ini merasa aman untuk
tinggal di Singapore.
Akhirnya saya dan kedua teman
saya sampai di Bugis Street. Disini adalah salah satu pusat belanja oleh-oleh
murah di Singapore selain China Town. Selesai dari Bugis Junction kami menuju
Masjid Sultan di kasawan Arab Street. Tepat di sebrangnya terdapat tempat makan
yang menghidangkan masakan khas arab. Saya memesan Nasi Beriyani yang ternyata
porsinya sangat besar, bisa dimakan untuk berdua. Kami juga sempat masuk dan salat
di Masjid Sultan.
Dari Masjid Agung, kami berjalan
kaki menuju pool bus yang akan kami tumpangi ke Malaysia. Pool busnya berada di
Keypoint, dan bus akan berangkat jam 12 malam.
Minggu, 6 October 2013
Baru aja saya mau tidur, kami
dibangunkan karena kami harus turun di imigrasi Singapore, kami hanya butuh
turun membawa passport saja, dan beberapa jam kemudian kami sudah harus turun
bus lagi untuk melapor di imigrasi Malaysia, kali ini semua barang kami harus
dibawa karena akan di scna semua bawaan kita. Jam 4 pagi kami diturunkan di
sebuah tempat jalan tun perak untuk selanjutnya menunggu bus menuju KLIA dan
LCCT. Awalnya saya pikir bus yang saya tumpangi ini akan langsung turun di LCCT
ternyata tidak. Lumayan lama sih saya tunggu bus disana, jam 5 baru bus terusan
kami datang. Pemberhentian pertama bus berhenti di KLIA, dan ternyata untuk
sampai ke LCCT dari KLIA lumayan lama juga karena jalan yang memutar. Akhirnya
kami sampai di LCCT jam 6 pagi.
Di LCCT kita naik aerobus ke KL
sentral, tiket bisa langsung dibeli di depan bus, harganya RM 8. Aerobus ini
ada setiap 15 menit. Rencana awal kami adalah beli tiket PP ke Genting
highlands untuk jam 12 siang, lalu setelah dapat tiket, kami akan langsung ke
batu cave untuk kemudian kembali lagi ke KL sentral jam setengah 12 untuk naik
bus ke genting highlands.
Harga tiket ke Genting & Jadwal keberangkatan |
Tapi ternyata begitu sampai di
loket tiket, petugasnya memberi tau bahwa jika kami ingin memesan tiket untuk
jam 12 maka kami harus datang jam 11 atau setengah 12, karena tiket yang saat
itu dijual adalah tiket bus yang siap berangkat. Akhirnya kami memutuskan untuk
membeli tiket sepulangnya dari Batu Cave.
Sebelumnya kami pergi ke
penitipan barang untuk backpack kami, karena kami baru akan check in ke hostel
sepulangnya dari Genting highlands. Kami menggunakan 1 locker untuk menyimpan 3
backpack kami, ternyata muat, harganya RM 10 untuk sampai jam 12 malam.
Perjalanan ke Batu Caves
menggunakan KMT cuma RM1, perjalanan 30 menit untuk sampai kesana. Yang paling
mencolok begitu sampai di Batu Caves adalah patung besar Hanoman. Tidak jauh
dari sana ada patung Murugan yang hampir setinggi bukit Batu Cave. Didepannya terdapat
sebuah lapangan yang banyak sekali merpati seperti yang sering ada di lapangan
eropa.
Patung Dewa Murugan, hampir setengah tinggi bukit |
Untuk sampai ke Goa dia atas
bukit, kita harus menaiki ratusan anak tangga. Sepanjang anak tangga itu kita
bisa berpapasan dengan monyet-monyet yang mencari makan. Sebetulnya setelah
sampai di Goa yang pertama kita masih bisa naik lagi ke atas untuk melihat goa
yang lebih tinggi. Disana bisa dilihat pemandangan ceruk tebing yang tinggi
sekali, dengan dasarnya adalah kuil-kuil hindu.
Masih ada tanjakan ke atas lagi dari dalam Goa |
Setelah puas melihat-lihat batu
caves, kami kembali ke KL sentral. Kami sampai di KL sentral jam 11.40, dan
ternyata sudah tidak ada lagi tiket PP untuk ke GENTING HINGLANDS. Tiket PP
hanya ada sampai untuk jam keberangkatan jam 12. Dan kami mendapat jam
keberangkatan 12.30, yang ada hanya tiket one way + tiket sky train untuk PP
harganya RM 10,3
Miniatur Menara Eiffel di Genting |
Sebetulnya Genting highlands ini
terdiri dari outdoor park dan indoor park. Tapi menurut info yang saya dapat di
dekat tempat penjualan tiket, area outdoor sudah tutup 2 tahun lalu. Kebanyakan
area permainan di Indoor lebih cocok untuk anak-anak. Saya Cuma masuk ke bagian
snow world, untuk masuk kesini bayar lagi sebesar RM 30, sayangnya tidak
diperbolehkan membawa kamera kedalam sini. Kalau mau di foto, harus bayar RM50,
tapi tetep sih sempat kita curi-curi foto pakai HP juga hehehee…
Snow World Genting Highlands |
Kami makan siang di KFC, karena
MCD disini tidak menyediakan nasi, maklum orang Indonesia kalau belum nemu nasi
rasanya belum makan. Tapi ternyata di KFC juga nasi yang disediakan bukan nasi
putih biasa, tapi nasi lemak. Jadi agak aneh juga sih campur-campur rasanya di
lidah.
Untuk kembali ke KL sentral kami
harus membeli tiket express bus sehaga RM4.3 menuju ke KL sentral. Kami pesan
dari jam 5 sore, tapi ternyata dapat tiket untuk jam 6 karena jam 5.30 sore
sudah penuh. Begitu sampai di KL sentral kami langsung mengambil semua barang
di locker dan menuju ke Hostel di daerah Bukit Bintang. Kami check in jam 8
malam, dan karena kesalahan pihak hostel, ruang dorm yang kami pesan ternyata
sudah di ambil orang dan akhirnya kami malah diberi room Family, tanpa tambahan
biaya. Yayyyyy !!!! Dapat upgrade room gratis hehehheee… Hostel yang kami
tempati itu namanya Sunshine bedz, recommended banget pokoknya, orang-orang
yang jaga semua ramah, dan lokasinya strategis.
Akhirnya sempet foto dulu di depan Menara Petronas |
Jam 9 malam kami lanjut lagi jalan
ke menara kembar petronas. Seetulnya masih ada 1 lokasi lagi yang mau kami
datangi yaitu Petaling street karena disana banyak yang mebjual berbagai macam
souvenir dan makanan. Kami naik KMT jam 10.29 dan sampai di Petaling jam 11
kurang. Tapi begitu sampai di stasiun Petaling, kami kaget, karena suananya
sepiii banget. Tidak terlihat ada pasar atau keramaian, mana KMT terakhir jam
11 malam, jadi sudah pasti kami tidak bisa kembali ke KL sentral menggunakan
KMT. Stasiunnya juga seperti sudah tutup. Akhirnya kami bertanya ke seorang
perempuan yang turun bersama kami, kami bilang kita mau ke petaling street yang
ada pasar malamnya dan jual berbagai macam souvenir.
Setelah perempuan ini
menjelaskan, ternyata kami salah naik jurusan, petaling yang kami cari itu
lokasinya di dekat China Town dan pasar seni, bukan di stasiun Petaling. Cuma
namanya memang sama, hadeuuhhh nyasar deh -____- Karena lokasinya yang jauh,
dan KMT sudah tidak ada, perempuan ini memeberi kami tumpangan dampai ke
shuttle bus terdekat. Jadi kami naik mobilnya bersama suami dan 2 anaknya yang
masih kecil. Mobilnya juga cukup kecil, mirip sedan kotak sabun, tapi mereka
baik sekali masih mau memberi tumpangan kempada kami bertiga. Malah si suami
istri ini memberi nomor telpon mereka, dan bilang kalau sampai jam 12 malam
tidak dapat juga bus, kami disuruh telpon mereka dan mereka akan jemput untuk
antar ke hostel kami. Baiikkkkkk banget….. FYI, bus di Malaysia itu Cuma da
sampai jam 12 malam.
Akhirnya
bus datang juga, semua pemberhentian terakhir bus itu adalah di Pasar seni.
Dari pasar seni kami naik taxi ke Bukit Bintang, awalnya supir minta RM 15,
tapi saya tawar RM10, untung supirnya mau. Selama perjalanan supirnya
tanya-tanya kami sudah kemana saja, lalu dia memberi brosur Bird park, dia juga
memberikan kartu namanya, dia bilang kalau ke Malaysia lagi nanti telpon saja
kalau butuh taxi untuk mengantar keliling-keliling.
Senin, 7 October 2013
Hari terakhir di KL di awali
dengan kami bertiga terkunci diluar kamar jam 5 pagi, gara-gara waktu kami
semua pergi mandi salah satu teman saya lupa bahwa kunci masih di dalam dan dia
mengunci pintunya dari luar. Untung resepsionis di hostel kami 24 jam dan dia
membantu membukakan kamar kami dengan kunci cadangan.
Rute GOKL |
Jam 6.15 kami sudah berlarian ke
shuttle bus GOKL karena ternyata kami salah menunggu di halte bus untuk bus
biasa. Untung jaraknya tdak jauh dari hostel kami. Bus GOKL ini adalah bus gratis yang
berkeliling Malaysia, datang tiap 15 menit sekali. Kami turun di terminal akhir
pasar seni, untuk menuju ke Masjid Jamek. Kami juga sempat melihat Stasiun
tertua di Kuala Lumpur.
Salah satu stasiun Tertua di KL, dibangun tahun 1910 |
Selama berkeliling itu kami sempat bertanya kepada
beberapa orang untuk arah ke Masjid Jamek. Dari
tiap orang yang kami temui mereka pasti selalu mengingatkan untuk
berhati-hati pada jambret dan copet. Bahkan ada bapak-bapak yang mengingatan
untuk tidak keluar sebelum jam 6 pagi, karena tidak aman.
Masjid Jamek |
Tidak jauh dari Masjid Jamek,
kami akhirnya menemukan Petaling / China Town yang semalam kita cari sampai
nyasar hahahahaa… Tapi karena kita kesana masih pagi, jadi baru ada 2 tempat
pinggir jalan saja yang buka, mereka menjual baju-baju yang biasa dibeli untuk
oleh-oleh dari Kuala lumpur. Menurut penjualnya, petaling baru buka jam 11
pagi, dan ramainya di malam hari.
Kami tidak berlama-lama di
Petaling karena takut terlambat check in pesawat. Dari Pasar Seni kami naik LRT
ke KL sentral, dan lanjut menaiki aerobus untuk menuju ke LCCT. Sayang Tiger
Air tidak memiliki sistem check in Online, jadi kami harus datang 2 jam sebelum
keberangkatan.
Overall, selama 1,5 hari di Kuala
lumpur, sudah hampir semua tujuan wisata kita datangi. Dan sudah hampir semua
alat transportasi yang ada kami coba, dari KMT, LRT, Bus, GOKL, Taxi, sampai
dapat tebengan dari warga lokal pun kami rasakan heheheeee….
Jam 13.20 kami sampai di Jakarta
setelah sejam delay di LCCT karena lapangan penerbangan yang sedang sibuk.
========================================================================
Gambaran pengeluaran & itinerary kami selama trip ini:
========================================================================
NB:
Untuk tau daftar bus yang bisa digunakan dari/ke Singapore - malaysia
http://www.singaporemalaysiabus.com/kuala_lumpur.html
ada Bus gratis untuk ke USS
http://www.jalanjalansingapura.com/free-shuttle-bus-universal-studios-singapore-rute-orchard/
Buat cari rute
http://gothere.sg/maps
buat pesen KLIA ekspress & cek schedule
http://www.kliaekspres.com/buy-ticket/
Link buat Aerobus
http://www.aerobus.my/Home_en.aspx
Link sejenis gothere.sg buat tau MRT atau LRT di Malaysia
http://www.myrapid.com.my/
link KTM Komuter
http://ktmkomuter.com.my/