30
Juni 2012
Weekend
di Jakarta kebanyakan orang memilih pergi ke Mall, yang pasti ga ada
seru-serunya. Jadi saya dan teman-teman membuat acara jalan-jalan keliling daerah Petak
Sembilan dan Kota tua Jakarta. Meeting point di
shuttle busway Glodok. Untuk ke daerah Petak Sembilan kami hanya tinggal
jalan kaki. Daerah petak Sembilan adalah daerah Pecinan di Jakarta.
Vihara Dharma Bhakti
Tujuan
pertama kami adalah ke Vihara Dharma Bhakti, dan untuk sampai kesana kami akan
melewati dulu daerah pasar tradisional di kanan kiri jalan. Sebelum sampai ke
Vihara, kami isi perut dulu di salah satu kios makanan dekat Vihara. Menu yang
ditawarkan juga sangat khas menu daerah Pecinan. Saya memesan bubur seafood dengan Cakue, sedangkan teman yang
lain ada yang memesan Bakao, Ice Lohan Ko ng-Yen, es teh liang. Perut kenyang,
siap lanjut jalan lagi, akhirnya kami masuk ke Vihara Dharma Bhakti yang di
depannya banyak sekali penjual bunga.
Disini
juga bisa diramal. 2 orang teman saya mencoba untuk di ramal disini. Caranya
mereka diberi 2 keping kayu seperti kacang seukuran genggaman tangan yang
memiliki 2 sisi atas dan bawah. Lalu mereka harus menjatuhkan 2 benda itu
bersamaan, jika kedua benda itu jatuh dengan posisi yang sama, maka harus
diulang lagi untuk menjatuhkan kedua benda itu, sampai salah satu menghadap
atas dan yang lain menghadap bawah. Kemudian jika sudah seperti itu mereka diberi cangkir dengan banyak kayu sebesar
sumpit, cangkir itu harus dikocok hingga jatuh satu batang, jika jatuh lebih
dari sebatang, maka harus diulang lagi. Setelah satu batang jatuh, di batang
itu terdapat angka, yang kemudian dibawa kepada seorang bapak yang bisa
mengartikan. Mereka diberi selembar kertas kecil yang berisi ramalan.
Gereja Santa Maria De Fatima
Selesai
dari Vihara Dharma Bhakti, kami melanjutkan menuju Gereja Santa Maria De
Fatima. Gereja ini cukup unik, karena arsitektur khas Tionghoa masih sangat
kental terlihat disana sini. Dari luar jika dilihat sekilas bangunan ini mirip
Vihara, hanya saja yang membedakan adalah di salah satu sisi halamannya
terdapat patung Bunda Maria, dan dibaian dalamnya terdapat deretan kursi yang
biasa digunakan Jemaah.
Vihara Dharma Jaya Taosebio
Tidak
jauh dari Gereja Santa Maria de Fatima, kami mengunjungi Vihara Dharma Jaya Taosebio.
Dari bagian depan pintu Vihara terdapat ukiran dewa penjaga pintu di
kepercayaan Tinghoa. Begitu masuk aula utama, banyak lampion menggantung di
langit-langit vihara. Selain itu banyak lilin – lilin yang dinyalakan di bagian
dalamnya. Vihara ini tidak kalah ramai dari vihara sebelumnya.
Setelah
selesai berkeliling-keliling, saya penasaran ingin mencoba rujak Shanghai, khas
daerah Pecinan. Setelah tanya orang sana
sini di jalanan, akhirnya kami menemukan tempat yang menjual mie shanghai. Begitu datang, wooww ini toh rujak shanghai.
Warna sausnya merah rasanya agak manis asam, ditabur kacang di atasnya. Isi
dalamnya ada kangkung dan ubur-ubur yang sudah di rebus. Saya sih kurang suka
rasa ubur-uburnya karena agak amis, jadi saya makan kangkungnya saja. Tapi
setidaknya sudah tidak penasaran lagi bagaimana rasa dari rujak Shanghai.
Rujak Shanghai |
Perjalanan
berlanjut ke daerah Fatahilah. Disana ada kota tua, dan museum-museum lainnya.
Museum Bank Mandiri
Dari
daerah Glodok kami berjalan kaki ke daerah Fatahilah dan mengunjungi Museum
Bank Mandiri. Di bagian pintu depannya ada 2 patung pria mengenakan pakaian
jaman Belanda. Museum Bank Mandiri ini memang sengaja mempertahankan nuansa
tempo dulu. Di atas loket yang dulu digunakan sebagai loket teller, masih
terdapat papan yang menggunakan bahasa Belanda. Bahkan petugas museumnya pun
menggunakan baju yang berkesan jaman Belanda.
Bagian depan loket, masih menggunakan bahasa Belanda |
Di
bagian dalam, masih terdapat ruang kantor seperti jaman dulu dipakai, dan di
salah satu ruangan terdapat banyak sekali sempoa di pajang dengan miring
memenuhi dinding. Ada juga sebuah buku besar yang tingginya sekitar 2 meter.
Museum Bank Indonesia
Setelah
itu kami mengunjungi Museum Bank Indonesia, yang lumayan juga jaraknya. Yang
pertama terpikir oleh saya saat memasuki Meseum Bank Indonesia adalah megah,
dan modern. Kami dilarang untuk mengambil foto menggunakan Blitz dan dilarang
berisik. Museum ini menggambarkan sejarah Bank Indonesia dari masa ke masa.
Selain itu juga memperlihatkan bagaimana perjalanan uang di dunia, dan
bagaimana para penjelajah dunia menemukan tempat-tempat baru.
Di
salah satu bagian terdapat replika dari emas-emas yang disimpan di Bank
Indonesia. Wooww seandainya bisa punya emas sebanyak itu pasti enak banget, ga
perlu kerja sampai tua.
Di
bagian lainnya terdapat foto-foto dari masa ke masa Bank Indonesia, dari saat
masih di bawah penjajahan hingga saat ini. Karena itulah di bagian lain
terdapat pakaian semasa perjuanagn yang di pajang dan mannequin yang
menggambarkan jaman perjuangan dulu.
Replika emas di Museum Bank Indonesia |
Saat
sudah puas berkeliling dan melihat-lihat Museum Bank Indonesia yang cukup luas,
kami pergi ke kota tua. Dan ternyata disana sudah ramai dengan banyak orang
yang sedang bermain sepeda ontel, dan foto-foto. Banyak juga yang menjual
makanan khas Jakarta seperti kerak telor dan selendang mayang. Karena cuaca
hari itu panas sekali, saya memesan es selendang mayang untuk mendinginkan tenggorokan. Begitu selesai dan sudah puas jajan
sana-sini, kami bermaksud untuk mengunjungi
Museum Fatahilah, sayangnya saat itu museum tutup. Tapi untungnya masih
ada museum lain yang bisa dikunjungi. Akhirnya kami mengunjungi museum Seni
rupa dan Keramik di Jakarta.
Museum Seni Rupa dan Keramik
Dari
depan, museum ini tidak tampak seperti museum. Bagian depannya yang memiliki
banyak pilar putih lebih cocok sebagai gedung pemerintahan. Di bagian dalamnya ya seperti museum seni
lainnya, penuh dengan lukisan-lukisan, yang sebetulnya saya tidak terlalu
mengerti. Tapi kata temen saya yang mengerti seni, gambar disitu mengandung
arti yang dalam, berhubung saya tidak mengerti saya cuma ikut-ikutan saja
heheee….
Sebetulnya ada satu Museum lagi di sekitaran
kota tua, yaitu museum wayang. Sayang kami tidak sempat masuk.
Jadi
jalan-jalan hari itu diakhiri di museum Seni rupa dan Keramik Jakarta. Secara
keseluruhan jalan-jalan hari itu sangat memuaskan, karena dalam satu hari dapat
banyakmengunjungi berbagai tempat.
No comments:
Post a Comment