(Lihat: Traveling Jakarta- Phuket (Part 1))
Hari ke-2
Hari kedua, sama dengan pagi
sebelumnya, kami sarapan dulu di sevel eleven. Lalu dijemput minibus travel
untuk dibawa ke pelabuhan Phuket. Hari itu kami mengikuti one day tour ke Krabi Island .
Harga tour untuk krabi
Island ini lumayan lebih
tinggi dibanding dengan harga tour ke pulau lainnya karena jarak yang lebih
jauh, dan juga nanti kami akan naik speed boat. Awalnya kami naik kapal fery
yang digabung dengan beberapa turis dengan tujuan pulau yang berbeda – beda,
bisa dilihat dari stiker yang tertempel di pakaian mereka. Kami diturunkan di Nopparat Thara Beach
dan berganti menggunakan speed boat.
Perjalanan menggunakan speed boat sangan
menyenangkan, wajah kita sering terkena air cipratan karena kapal bergerak
sangat cepat dan kadang kita terlompat dari kursi saat kapal melewati
ombak. Spot snorkeling pertama adalah Chicken Island ,
disebut chicken island karena bentuknya yang seperti ayam.
No wonder lah disebut chicken Island |
Spot snorkeling di Chicken island
ini menurut saya lebih bagus dibandingkan dengan Maya Beach .
Selain karena lebih sepi, juga schooling fish yang saya temui lebih banyak. Setelah
puas ber-snorkeling, kami diantar ke Railay island untuk makan siang. Seperti
tour sebelumnya, makan siag hari ini juga berbentuk buffet, dan makan sepuasnya.
Untuk yang muslim, tidak perlu khawatir karena makanannya halal. Karena masakan
Thailand tidak berbeda jauh
dengan makanan Indonesia ,
jadi semua hidangan yang dihidangkan pas di lidah.
Dekat tempat makan itu, kita bisa
menjangkau Tap island, yang kebetulan saat itu air laut sedang surut sehingga
kita bisa menyebrangi lautnya untuk mencapai pulau lainnya yaitu Mor Island .
Saat sedang berjalan di antara dua pulau itu, tiba-tiba air pasang, sehingga
saya dan beberapa orang lainnya terpaksa harus mempercepat langkah kami, kalau
tidak mau kebasahan seluruh barang bawaannya dan saya juga tidak mau kalau
harus berenang untuk sampai ke pulau Mor. Untung kami tiba di pantai sebelum
air benar-benar pasang.
Pemandangan di sekitar kepulauan Krabi memang sangat
membuat takjub. Air yang berwarna gradasi dari hijau, biru muda hingga biru
tua. Selain itu juga kepulauan ini dikelilingi pulau-pulau lain yang memiliki
karang-karang tinggi di masing-masing pulau seperti menara. Setelah puas
berfoto-foto dan relax di Mor island, kami di jemput speed boat untuk pindah ke
Poda Island . Pantai yang terkenal di pulai ini adalah Railay beach. Disana saya
melihat sesuatu yang tidak biasa, yaitu sebuah perahu tradisional Thailand yang
digunakan untuk berjualan makanan dan tidak lupa di pasangi papan harga.
Perahu yang dijadikan tempat berjualan |
Untuk yang mau mencoba olahraga
panjat tebing, disini juga ada spot untuk melakukan olahraga ekstrim itu. Di
salah satu ujungnya terdapat Phra Nang Cave (Princess cave). Terdapat 2 gua kecil yang saling bersebelahan, di dalamnya banyak sekali replika
alat kelamin pria, kedua gua ini sering dijadikan tempat berdoa bagi pasangan
yang ingin mendapatkan keturunan, seperti sepasang turis asing yang juga berdoa
disana. Di Poda Island ini juga terdapat sebuah gua karang terbuka yang dikelilingi
batu-batu tinggi, tapi perlu hati-hati untuk naik ke puncaknya karena batuannya
licin. Tapi menurut salah satu turis asing yang sudah naik ke puncak hingga ke
belakang gua ini, di belakangnya terdapat pantai yang lebih bagus lagi. Poda
island adalah pulau terakhir dari one day trip Krabi island.
Sisa waktu yang ada, saya habiskan dengan bersantai dibawah pohon-pohon rindang di pinggir patai, sambil memandangi pemandangan biru di depan saya.
Kami pun kembali ke pelabuhan Phuket, dan begitu menaiki travel yang kami pesan, kami minta untuk diturunkan di Bang La Road . Kami berkeliling –
keliling di salah satu Mall paling terkenal di Patong yaitu Jungceylon. Disini
banyak barang yang murah-murah, juga kita bisa menawar barang-barangnya. Beberapa
teman saya mulai kalap waktu berbelanja oleh-oleh disini, karena harganya yang
murah, sampai akhirnya perlu mengambil uang di atm dalam mall.
Hari ke-3
Hari
terakhir di Phuket, akan dihabiskan untuk berkeliling tempat wisata yang tidak
berhubungan dengan pantai. Pagi jam 8 setelah sarapan, kami di jemput oleh
mobil yang sudah kami pesan sebelumnya. Tujuan pertama adalah ke kawasan Robinson. Di dekat Mall Robinson ini banyak terdapat toko di pinggri jalan yang menjual murah barang-barang seperti kaos dan souvenir. Dan untuk harga kaos saya mendapatkan harga lebih murah disini dibandingkan dengan di Jungceylon. Di dalam mall nya sendiri banyak dijual snack khas Thailand seperti keripik durian, dan permen-permen dalam jumlah besar.
Selesai berbelanja di Robinson, teman saya ada yang meminta untuk diantarkan ke tempat penjualan kacang mede berbagai rasa yang terkenal di Phuket. Kami pun diantarkan oleh supir ke salah satunya, yang bernama Sri Bhurapha Orchid. Disini kita bisa membeli berbagai olahan kacang mede. Dari sirup hingga kacang mede berbagai rasa, dari rasa tom yam, BBQ, sapi, garam, dan rasa favorit saya yaitu kacang mede rasa wasabi, yang jika kita makan tidak hati-hati, maka akan menyengat ke hidung kita rasa panasnya.. hahahaa
Kita juga bisa melihat proses pengolahan dari kacang mede yang masih mentah hingga di kupas menjadi kacang mede yang siap makan.
Replika kacang Mede raksasa di depan Sri Bhurapha Orchid |
Tujuan selanjutnya adalah kantor pos, karena saya mau mengirimkan beberapa kartu pos untuk teman-teman yang sudah titip untuk dikirimi kartu pos dari Thailand. Waktu saya sampai di kantor pos, si petugasnya tiba-tiba mengajak bicara bahasa Thailand, karena dia mengira saya adalah orang Thailand. Selama 3 hari ini, saya dan teman-teman memnag sering dikira orang Thailand oleh orang Thailand itu sendiri, mungkin karena ras yang masih mirip-mirip.
Masih ada 3 tujuan yang akan kami tuju, sebelum akhirnya berangkat ke airport. Pemberhentian selanjutnya kami minta diantar ke Wat Chalong. Dalam komplek itu terdapat lebih dari satu Wat (temple).
Kita dapat melihat beberapa cerobong berbentuk mirip sarang lebah di pelataran Wat, cerobong ini biasanya digunakan untuk menyalakan petasan. Kita bisa membeli petasan di sana dan menyebutkan permintaan kita agar bisa terkabul. kemudian petasan itu di ledakan di dalam cerobong.
Di dalam Wat yang paling besar, pada lantai pertamanya banyak terdapat patung-patung budha dengan berbagai posisi. Ada sleeping budha, maupun patung Budha yang sedang bersila. Di dinding atas tangga, banyak terdapat gambar-gambar yang bercerita tentang kisah dharma dalam agama budha. Di lantai 3, terdapat sebuah kotak kaca yang didalamnya terdapat banyak uang dari berbagai negara tidak hanya uang Bath. Uang-uang ini adalah uang sumbangan para pengunjung.
Di bagian Wat yang lain, terdapat patung pendeta yang dilapisi dengan kertas-kertas berwarna emas. Jadi pengunjung akan berdoa terlebih dahulu, setelah selesai berdoa, mereka akan menempelkan kertas - kertas emas di patung-patung itu.
Setelah mengelilingi semua wat yang ada disana, kami kemudian melanjutkan perjalanan menuju Big Budha. Letaknya yang berada di puncak gunung membuatnya menjadi patung Budha terbesar dan tertinggi yang ada di Phuket. Kita bahkan bisa melihatnya dari jalan menuju wat chalong.
Perjalanan menuju ke Big Budha cukup berliku karena lokasinya yang berada di puncak gunung. Faktor jalan yang berkelak kelok ditambah cara mengemudi supirThailand ,
membuat saya dan teman-teman mual selama perjalanan.Akhinya kami sampai juga di kompleks Big Budha.Kompleks ini belum 100% selesai, sehingga masih banyak terlihat kayu-kayu penahan dari patung-patung dan bangunan yang ada.
Dari sini, kita bisa melihat pemandangan kota dari atas. Disini juga menjadi titik nol dari Phuket, ditandai dengan adanya sebuah pancang menandakan titik nol km Phuket.
Kita juga dapat melihat beberapa monyet yang tinggal di taman dalam kompleks itu. Di dalam gedung begitu kita memasuki area kompleks, kitabisa melihat sejarah dibangunnya kompleks Big Budha ini. Disana juga di pajang berbagai mata uang dari berbagai negara.
Setelah puas berkeliling, kami menuju tujuan terakhir sebelum airport yaitu pantai Nai Yang Bay. Lokasinya sangat dekat dengan airport hingga kami bisa melihat jika ada kapal yang mendarat. Pantai Nai yang, kalah jauh jika dibandingkan dengan paintai di kepulauan Krabi.
Setengah jam kemudian kami pun segera menuju bandara yang bisa dicapai dalam kurang dari 15 menit. Kami pun kembali ke Indonesia dengan selamat :)
Wat Chalong |
Cerobong petasan |
Patung Budha dalam berbagai pose |
Di bagian Wat yang lain, terdapat patung pendeta yang dilapisi dengan kertas-kertas berwarna emas. Jadi pengunjung akan berdoa terlebih dahulu, setelah selesai berdoa, mereka akan menempelkan kertas - kertas emas di patung-patung itu.
Setelah mengelilingi semua wat yang ada disana, kami kemudian melanjutkan perjalanan menuju Big Budha. Letaknya yang berada di puncak gunung membuatnya menjadi patung Budha terbesar dan tertinggi yang ada di Phuket. Kita bahkan bisa melihatnya dari jalan menuju wat chalong.
Perjalanan menuju ke Big Budha cukup berliku karena lokasinya yang berada di puncak gunung. Faktor jalan yang berkelak kelok ditambah cara mengemudi supir
The Big Budha Statue |
Dari sini, kita bisa melihat pemandangan kota dari atas. Disini juga menjadi titik nol dari Phuket, ditandai dengan adanya sebuah pancang menandakan titik nol km Phuket.
Kita juga dapat melihat beberapa monyet yang tinggal di taman dalam kompleks itu. Di dalam gedung begitu kita memasuki area kompleks, kitabisa melihat sejarah dibangunnya kompleks Big Budha ini. Disana juga di pajang berbagai mata uang dari berbagai negara.
Setelah puas berkeliling, kami menuju tujuan terakhir sebelum airport yaitu pantai Nai Yang Bay. Lokasinya sangat dekat dengan airport hingga kami bisa melihat jika ada kapal yang mendarat. Pantai Nai yang, kalah jauh jika dibandingkan dengan paintai di kepulauan Krabi.
Setengah jam kemudian kami pun segera menuju bandara yang bisa dicapai dalam kurang dari 15 menit. Kami pun kembali ke Indonesia dengan selamat :)