17 December 2016
Setelah hampir 1 tahun tinggal di Bogor, akhirnya Desember kemarin untuk pertama kalinya saya bisa mengunjungi kebun Raya Bogor (Telatt banget sihh ya hehehee...)
Rencananya saya akan makan siang dulu di restoran Grand Garden yang berada di dalam Kebun Raya. Kami masuk dari pintu masuk 3. Jika naik angkutan umum (angkot) dari stasiun Bogor, kita naik angkot no.3 ke arah Baranangsiang, lalu turun di depan Lippo Plaza. Pintu gerbang masuk 3 ada di sebrang Lippo Plaza.
Tiket masuk ke Kebun Raya untuk dewasa dana anak di atas 4 tahun membayar Rp. 15,000 (Rp.14,000 untuk tiket masuk, seribu untuk donasi PMI). Awalnya kami tidak diberi brosur oleh penjaga loket, waktu saya meminta brosur karena saya berdua dengan teman saya, akhirnya penjaga loket memberi tapi hanya satu brosur, itu pun terlihat dengan berat hati. Kata penjaga loket, brosurnya terbatas dan lebih di peruntukan untuk yang membawa mobil. Duh, padahal kan yang tidak bawa mobil juga sama-sama bayar.
Anyway, dari pintu masuk 3 kami pun berjalan kaki tidak terlalu jauh untuk sampai ke Resto Grand Garden. Kami isi perut dulu deh, keliling kebun raya yang besar banget ini pasti butuh energi yang banyak.
Di depan resto Grand Garden terdapat taman rumput yang luas dan beberapa kolam air mancur. Taman ini cocok sekali untuk anak-anak kecil yang suka lari kesana kemari, karena area rumput yang luas.
Harga makanan di Grand Garden ini juga masih standar tidak brlebihan, rasa makanannya juga enak, ditambah lagi pemdangan yang kita dapat selama makan semua serba hijau dari kebun raya yang mengelilingi. Membuat mata adem, setelah setiap hari duduk di depan layar komputer.
Banyak spot yang bisa dilihat di Kebun Raya Bogor ini, dari berbagai jenis tanaman langka, museum, Kuburan Belanda, sampai istana Negara. Saat berkeliling saya melewati jembatan merah yang sering diesbut jembatan Cinta. Mitosnya jembatan ini terlarang untk didatangi bersama pacar, karena dipercaya pasangan itu akan putus hubungannya begitu pulang dari Jembatan Cinta ini.
Kami lanjutkan keliling untuk me,ihat bunga bangkai. tapi sayangnya sedang tidak mekar. Karena sudah mulai capek, kami coba cari bus yang disediakan kebun raya untuk pengunjung yang tidak membawa kendaraan. Loket bus ini sebenarnya ada di gerbang utama, sebetulnya banyak papan penunjuk arah di Kebun Raya, tapi entah kenapa saya dan teman saya ini tetap nyasar dan kembali lagi ke jembatan merah, haduuhh kayanya sama-sama tidak bisa baca peta.
Akhirnya dari pada putar-putar lagi, ya udah selewatnya aja lah.. Di tengah jalan saya melihat sebuah makam yang di pagari, di papan petunjuk tertulis komplek Makam Keramat. Ternyata komplek makam ini adalah komplek keluarga kerajaan Pajajaran, jadi termasuk dalam cagar budaya. Sayangnya suka di salah gunakan oleh beberapa orang untuk bertapa di makam ini.
Di area kebun raya sebenarnya terdapat beberapa makam lain, diantaranya komplek makam Belanda dan makam dari istri Raffles.
Setelah berkeliling cukup lama akhirnya kami sampai di gerbang utama, saya langsung menuju ke loket untuk membeli tiket bus yang digunakan untuk berkeliling kebun raya. Tapi kami harus gigit jari karena sudah jam 4 dan loket sudah akan tutup Hahahahaa,.... Aduh, alamat lanjut jalan kaki.
Tidak jauh dari gerbang utama terdaoat makam Olivia Mariamme, yang merupakan istri dari Thomas Raffles. Makam ini pernah rusak karena angin pada January 1970, tapi di bangun ulang pada Agustus 1970.
Tujuan kami selanjutnya adalah ingin melihat istana negara dan komplek makam Belanda. Ternyata kita hanya bisa melihat istana negara dari jauh, karena terbatasi oleh danau dan pagar istana. Tapi bentuk bangunannya masih bisa dilihat dengan jelas. Di arah keluar menuju gerbang, kami melewati komplek kuburan Belanda. Menurut papan petunjuk, menjelaskan bahwa di komplek ini tedapat 42 makam, yang kebanyakan adalah keluarga dekat GUbernur Jenderal Hindia Belanda. Tapi berhubung sudah mulai sore dan agak gelap, saya cuma lihat dari depan saja heheheee.. serem soalnya, sekitar kuburan dikelilingi pohon bambu lebat.
Akhirnya kami pun keluar lewat gerbang terdekat. Over all, kebun raya tetap menarik untuk dikunjungi dengan kerimbunan hutannya dan kekayaan jenis tanamannya, Bagian favorite saya adalah banyaknya lokasi-lokasi bersejarah yang ada di Kebun Raya ini. Kalau sudah keseringan mainnya ke Mall, jalan-jalan ke Kebun Raya Bogor bisa menjadi alternatif :)
No comments:
Post a Comment