Waktu itu saya dapat bbm dari
teman saya Iren yang mengajak untuk menonton final Sea Games cabang sepakbola U-23
langsung di Gelora Bung Karno bersama teman saya lainnya, Mamat. Saya langsung
setuju, kebetulan salah satu teman kami semasa kuliah, kenal orang yang
berjualan tiketnya sehingga kami tidak perlu antri di GBK. Tiket VIP sudah
ditangan, tapi masa tidak pake perlengkapan timnas, akhirnya saya dan Iren dengan
niatnya beli terlebih dulu baju timnas Indonesia seminggu sebelum
pertandingan.
Karena hari pertandingan final
itu hari Senin, sehingga saya baru bisa pergi kesana begitu beres jam kerja.
Mamat dan Iren sudah stay tune di FX karena kami janjian disana. Jam 5 teng,
saya langsung ngacir keluar kantor dan mencari ojeg yang mau mengantarkan ke
GBK. Sebenarnya pakai bus transJakarta juga bisa, tapi mengingat ini jam pulang
kantor pasti macet sekali. Mendekati daerah GBK, jalanan seakan berubah menjadi
merah, karena banyaknya orang-orang pendukung Indonesia yang berjalan kaki maupun
menggunakan motor memenuhi jalan menuju GBK. Saya berharap tidak terlambat,
karena pertandingan dimulai jam 7 malam. Akhirnya sampai juga saya di FX, dan
langsung mengganti baju kantoran saya dengan baju timnas.
Sampai di gate pintu masuk
ternyata perlu perjuangan. Saat itu baru jam setengah 7, tapi pintu ditutup
oleh aparat polisi. Saya engga ngerti kenapa? Mungkin mereka takut bahwa kami
adalah penonton illegal yang tidak memiliki tiket. Makin lama suasana diluar
gate semakin memanas, orang-orang mulai mendorong-dorong kedepan, seperti biasa
kalau sudah terjepit diantara banyak orang seperti ini, saya yang tidak tinggi
jadi terhimpit dan sulit bernafas karena tidak adanya oksigen. Orang-orang
mulai berteriak-teriak, sambil menunjukan tiket mereka ke arah polisi yang
berjaga dan meminta untuk membuka pintu masuk ke stadion. Tapi polisi tetap
tidak berkutik, karena jumlah masa yang banyak sedangkan polisi yang berjaga
hanya 2 orang. Seorang polisi lainnya malah enak-enakan merokok di dalam mobil
jaga seakan tidak mau tau.
Setelah beberapa waktu yang
menyiksa karena saya sulit bernafas, akhirnya gerbang pun mulai dibuka,
orang-orang mulai maju sedikit demi sedikit. Begitu giliran saya maju dan
memperlihatkan tiket, ya ampun ternyata tidak seluruh gerbang dibuka. Di depan
saya masih ada pagar penghalang setinggi paha, sehingga untuk masuk saya harus
memanjat pagar itu dulu. Akhirnya kami bisa masuk ke stadion. Awalnya saya
berpikir karena kami sudah membeli tiket VIP maka tempat duduk sudah terjamin,
tapi ternyata pikiran kami salah, karena seluruh kursi sudah penuh terisi.
Hingga kami bertiga duduk di tangga.
Lautan warna merah di Stadion Gelora Bung Karno |
Suasana GBK malam itu sangat
meriah, karena tim yang akan Indonesia
lawan di malam final itu adlaah Malaysia .
Apapun yang berhubungan dengan Malaysia ,
memang sudah bukan rahasia lagi, pasti aura persaingannya jauh lebih sengit
dibanding Indonesia
dengan negara lain. Diantara lautan berwarna merah pada kursi penonton di
stasion GBK, ada secuil warna kuning yang berasal dari pendukung timnas Malaysia .
Jumlahnya mungkin kurang dari 50 orang, dan disekitarnya sudah dikelilingin
penjagaan ketat polisi untuk menghindari adanya serangan terhadap pendukung Malaysia itu.
Kedua Timnas sedang menyanyikan lagu kebangsaan sebelum pertandingan dimulai |
Di awal, Indonesia tampil menyerang |
Begitu peluit dimulai, telinga
saya sempat pekak karena suara gemuruh supporter Indonesia yang menyemangati. Semua
dukungan itu terjawab pada menit ke-5 Indonesia unggul 1-0 oleh gol dari
tendangan Gunawan Dwi Cahyo. Namun sayangnya pada menit ke-33 Malaysia
berhasil menyamakan kedudukan. Hingga menit ke-90, kedudukan masih imbang. Aura
semangat sedikit meredup di GBK, hingga pada menit ke-93 Ferdinand Sinaga
berhasil mencetak gol ke gawang Malaysia .
GBK seakan mau meledak oleh suara kegembiraan supporter Indonesia .
Namun sayang, gol itu di anulir wasit karena Okto dianggap berada dalam posisi
offside.
Beberapa kesempatan Corner kick, tidak membuahkan hasil |
Pertadingan akhirnya dilanjutkan
dengan adu penalti. Disinilah Indonesia
takluk dari timnas Malaysia
dalam adu penalti. Tapi memang saya akui, saat itu kondisi timnas Malaysia
diuntungkan dengan memainkan kiper seniornya yang wajahnya menurut saya mirip
Vj Daniel hehehheee….
Walaupun berakhir dengan
kekalahan dan agak lesu juga sebenarnya, tapi kami masih tetap salut dengan
timnas Indonesia
yang bermain cukup baik, namun kurang hoki sedikit lagi. Setelah keluar dari
stadion saya membuka BB saya, dan mendapati mention dari teman saya di twitter
yang menanyakan keadaan saya, Iren dan Mamat di GBK. Ternyata menurut info
teman saya ini, ada 2 orang meninggal saat pelaksanaan Sea
games barusan. Info ini baru saya dapat, karena selama di dalam stadion kami
tidak mendapatkan sinyal Hp.Menurut berita yang selanjutnya saya baca di media, korban meninggal setelah sebelumnya sempat pingsan karena kelelahan dan terinjak-injak saat mau memasuki stadion. Saya turut beduka cita untuk meninggalnya 2
suporter Indonesia
malam itu.
Sangat disayangkan, untuk
menonton dan menyemangati timnas Indonesia , 2 keluarga harus
kehilangan anggota keluarganya. Semoga pihak yang bersangkutan dapat
memperbaiki sistem keamanan dan keselamatan di stadion saat diadakan
pertandingan. Jangan sampai, hanya untuk mendukung Timnas bertanding saja, kita
harus mempertaruhkan nyawa.
No comments:
Post a Comment