Saya ini salah satu fans berat
Paramore, band rock asal Tennesse, Amerika. Saya sudah nge-fans sejak 2006, dan
dulu cuma bisa berandai-andai, kapan band ini akan manggung di Indonesia. Pada
2009 saya sempat dengar gossip bahwa Java Musikindo akan mendatangkan Paramore
di akhir tahun. Tapi kok tidak ada gembar-gembornya ya? Karena sudah jamannya
twitter saya pun menanyakan kepada account Adrie subono, mengenai kebenaran
konser Paramore ini. Sayang jawabannya adalah Paramore menolak untuk datang ke Indonesia ,
kurang jelas juga apa alasannya. Tidak menyerah disitu saja, saya juga
sok-sokan nge-tweet ke account twitter sang vokalis Hayley Williams. Meminta
dia untuk datang ke Indonesia
dengan hastag #IndonesiaWantsParamore. Dulu kayanya termasuk ababil juga saya
ini, pokoknya dalah semalam itu bisa banyak banget tweet yang saya kriim soal Indonesia
pengin kedatangan Paramore. Sampai teman saya menyemangati melihat kelakuan
saya yang rasanya sudah seperti orang OCD (obsessive-compulsive
Disorder) heheheeee….
Setelah berbulan-bulan capek juga
nih, sudah hopeless, fixed Paramore engga akan datang ke Indonesia . Dan
sesuatu yang tidak terduga terjadi di awal tahun 2011. Saya mendapat info dari
teman saya bahwa Paramore akan datang ke Indonesia , tapi bukan dibawa oleh
Java Musikindo melainkan oleh promotor baru. Berhubung sudah sering dengar
gossip seperti ini dan sering engga kejadian, saya awalnya skeptic. Tapi begitu
melihat di timeline fanbase Paramore di Indonesia, ternyata benar mereka akan
datang ke Indonesia
bulan Agustus itu. Wihiiiiiyyyy senangnya bukan kepalang, akhirnya yang
ditunggu datang juga. Saya bela-belain ngantri di salah satu distro di Bandung untuk mendapat
tiket pre-salenya. Waktu itu saya beli saja dulu tanpa memikirkan nanti pergi
ke konser dengan siapa.
Akhir Juli itu saya di wisuda
dari kampus. Dan sudah harus pindah ke Jakarta
untuk bekerja di tanggal 1 Agustus. Waduhh saya mulai bingung, bulan Agustus
tahun 2011 waktu itu sedang bulan puasa pasti haus banget itu saat ngantri
masuk ke konsernya dan hal kedua, saya masih baru sekali di kantor yang
pastinya belum ada cuti, dan yang ketiga saya belum ada teman untuk pergi
kesana. FYI, konsernya itu di tanggal 19 Agustus, hari Jumat.
2 minggu sebelum hari-H akhirnya
semua masalah terpecahkan, ternyata saya tidak puasa pada tanggal itu (urusan
bulanan wanita) jadi tidak akan berhaus-haus ria, dan saya ijin ke kantor untuk
urusan keluarga, yang ternyata di ijinkan. Yang terakhir, ternyata salah satu
teman saya juga akan pergi nonton konsernya di sana , dan dia membawa mobil pinjaman
kakaknya. Horeeeee masalah selesai.
H-2, tanggal 17 Agustus, Paramore
sudah terlebih dahulu melakukan konser di Bali ,
posting fotonya sudah di posting memalui twitter fansbase Paramore di
Indonesia. Akkkhhhhh makin ngiler dan ga sabar, apalagi setelah saya tau bahwa
akan ada penonton yang di ajak naik ke panggung dan bisa nyanyi serta foto
bareng dengan Paramore.
Saya janjian dengan teman saya
yang saya sebut Demon di Ancol. Karena
dia datang dari Bekasi bersama temannya. Niat menggunakan busway saya sampai ke
Ancol. Sudah terlihat beberapa orang duduk-duduk menunggu gate dibuka. Gatenya
akan dibuka jam 6 sore dan waktu itu masih jam 2 siang. Setelah bertemu dengan
teman saya, kita putar-putar dulu untuk makan, maklum hari itu diantara kita
bertiga tidak ada yang sedang puasa. Selesai makan Demon minta diantar untuk
mencari car rambut yang bisa di semprot ke rambut. Dia ingin agar rambutnya
bsia berwarna merah sama dengan warna rambut Hayley. Jadilah kami
berputar-putar di ancol menggunakan mobil demi mencari cat rambur spray
berwarna merah. Ternyata tidak ada yang menjual cat rambut itu didalam ancol,
akhirnya kami bela-belain keluar bermacet-macet mendatangi tiap mini market
yang ada untuk mencari si cat rambut spray itu. Setelah satu jam berkeliling
hingga hampir masuk ke jalur tanjung priok, akhirnya kami menyerah dan kembali
ke Ancol tanpa hasil.
Panggung yang dipadang diluar arena konser, untuk band penghibur sebelum gate di buka |
Pada saat maghrib, kami masih
berada di antrian masuk. Panitia memberikan minuman botol untuk berbuka puasa
dan tentunya minuman ini tidak boleh di bawa masuk ke arena konser. Jam 6.30
sore saya sudah berlarian dengan teman saya masuk ke arena konser. Tiket kami
bertiga adalah festival A, yaitu daerah depan yang dekat ke panggung. Ternyata
saya masih kurang cepat karena hanya mendapatkan barisan ketiga dari baris
paling depan, tapi sudah lumayan lah. Ngomong-ngomong ini adalah pengalaman
saya nonton konser besar seperti ini. Saya baru tau ternyata berat juga
perjuangannya, berhubung badan saya tidak tinggi, agak sulit untuk melihat
kedepan, belumlagi berdesak-desakan, diapit orang-orang yang lebih tinggi dari
saya. Rasanya bikin sesak napas dan mau pingsan. Parahnya tenyata konser ngaret
hingga 1,5 jam, haduhhh konser belum dimulai kepala sudah keleyengan karena
berdesakan. Penonton di belakang terus saja mendesak kedepan.
Dan akhirnya, saya melihat Hayley
Williams, Taylor York, dan Jeremy Davis keluar ke atas panggung. Wow..!!!!
Akhirnya bisa melihat Paramore secara live. Berasa benar-benar tidak percaya,
dan musik pun dimulai, semua penonton ikut bernyanyi dengan semangat ‘45.
Semakin lama desakan dari belakang semakin besar, badan saya makin tergenjet
oleh orang-orang disekitar saya, sampai ada satu moment badan saya tidak
menapak tanah karena tergencet orang-orang yang sedang berjingkrak-jingkar
sambil mendorong-dorong kedepan. Saat hampir kehabisan nafas karena tergencet
tidak lama, cewe di depan saya muntah. Waduh, udah jackpot banget sih ini
namanya *sigh*. Akhirnya si cewe ini diangkat oleh petugas keamanan di depan pagar
pemisah untuk dikeluaran dari desakan penonton, kemudian tidak lama seorang
cewe lain dibelakang saya jatuh pingsan. Wow, ini konser rock memang hardcore
sekali, pikir saya, banyak orang bergelimpangan diangkat keluar. Saat cewe yang
pingsan dibelakang saya diangkat melewati atas kepala saya oleh petugas
keamanan dari depan pagar pembatas, saat itu juga bagian depan saya sedikit
bercelah, dan akhirnya dengan sedikit usaha, saya sudah berada di baris
terdepan barisan penonton. Wah..!!! Senang sekali rasanya, bisa melihat
langsung ke arah Hayley, Taylor
dan Jeremy. Semua pusing dan sesak nafas langsung hilang, karena saya sudah
dibarisan paling depan seingga tidak ada yang menghalangi saya di bagian depan,
dan saya bisa bebas bernafas. Ada
2 hal yang menurut saya menjadi ciri khas tiap konser Paramore yaitu Hayley
selalu memperkenalkan bandnya sambil meneriakan kalimat “We Are Paramore…!!!”
dan yang kedua tentu saja ciri khas Hayley setiap bernyanyi adalah melakukan
headbang.
Headbang yang menjadi ciri khas Hayley |
Sampai ke bagian akhir, inilah
yang ditunggu-tunggu. Saat Hayley akan memilih beberapa penonton untuk naik ke
atas panggung. Saya yang berada paling depan tidak mau kalah, loncat-loncat
mengacungkan tangan sambil memanggil Hayley agar dipilih naik ke panggung. Yah,
apa mau dikata, kelihatannya belum hoki, yang terpilih malah cowo dari deretan
tengah dan perempuan dari deretan ujung. Penonton yang tidak kebagian naik
kepanggung cuma bisa mupeng aja.
Hayley tampil atraktif, dan komunikatif dengan penonton |
Mic berwarna orange wortel yang selalu digunakan Hayley |
Over all saya senang sekali bisa
melihat secara langsung konser Paramore, dari baris terdepan pula. Tapi yang
disayangkan adalah tata panggung yang biasa sekali dan sound system yang kurang
keras, sehingga suara Hayley kurang terdengar terkalahkan oleh suara penonton
yang ikut bernyanyi. Lagu terakhir adalah lagu wajib yaitu Misery Business,
dengan serangkaian kembang api dari panggung.
Selesai konser, baju saya sudah
basah tidak keruan. Dan kami keluar dari Ancol setengah 1 malam. Perjalanan
belum selesai, karena kami harus mengembaikan mobil dulu ke Bekasi, rumah
kakaknya Demon. Di tengah jalan, saya sibuk mengajak ngobrol Demon karena takut
dia mengantuk. Setelah beberapa saat, saya ajak ngobrol Demon diam saja, saya
yang duduk di belakang kursi supir secara refleks melihat ke arah Demon, yang
ternyata tertidur. Ya Tuhan…. Saya langsung teriak ke arah Demon supaya dia
bangun. Ini sih sudah bahaya namanya, Demon nyetir sambil tertidur,
akhirnya kami memutuskan untuk gantian menyetir, tapi masalahnya temannya Demon
bilang dia tidak bisa menyetir, sedangkan saya punya Sim A tapi tidak pernah
berani menyetir sendiri. Tapi demi orang-orang ini, akhirnya saya beranikan
diri aja membawa mobil ini, sambil benar-benar pelan seperti nenek-nenek
menyetir mobil. Untuk jalanan sepi dan tidak lama saya melihat ada McDonalds
yang parkirannya tidak begitu ramai. Lega juga, saya bisa parkir dan membawa
mereka dengan selamat, berhubung saya ini selalu gagal untuk urusan parkir
mobil. Kami pun akhirnya tidur di dalam mobil di parkiran McD, sampai Demon
bisa segar lagi untuk membawa kami ke Bekasi dan mengembalikan mobil ini.
keren sekali. (y)
ReplyDelete