Monday, November 12, 2012

Libur Lebaran 2011 - Part 1



30 Agustus 2011
Hampir setiap tahun, saya selalu lebaran di rumah nenek di Semarang. Tahun 2011 juga seperti sudah dipastikan saya lebaran di Semarang. Karena bosan diem dirumah, akhirnya saya ajak sepupu saya dan keponakan untuk jalan-jalan. Sepupu saya yang asli orang Semarang memberi tau saya bahwa ada goa Jepang dan air terjun yang bisa dikunjungi agak jauh dari rumah nenek saya sih, tempatnya di puncak gunung Sari Medini.
Akhirnya kami pergi ke TKP menggunakan Feroza kesayangan saya heheheee.. Jalan menuju lokasi Goa jepang ini cukup terjal, pada bagian awal perjalanan kami masih bisa melihat rumah-rumah penduduk sekitar yang kebanyakan bekerja di perkebunan teh gunung Medini. Makin keatas rumah penduduk semakin jarang, udara semakin dingin dan jalan yang dilewati makin bikin dag dig dug. Bagian kanan kebun teh dan bagian kirinya jurang, ditambah lagi sempat beberapa saat kabut tipis turun. Kalau tidak jago bawa mobil ketempat seperti ini, lebih baik jalan kaki aja alias hiking.  
Pemandangan dari atas jurang

Akhirnya ketegangan hilang waktu kami sampai di kaki gunung dan jalanan mulai mendatar. Pemandangan yang saya lihat waktu itu bisa dibilang ‘breath taking moment’ banget. Kabut yang tadi menghalangi pemandangan, sekarang sudah hilang sehingga kami bisa melihat dengan jelas pemandangan gunung yang menjulang dan dikelilingi oleh kebun teh yang hijau. Di daerah Bandung juga ada sih kebun teh seperti ini sekitar wilayah Ciwidey. Tapi entah kenapa pemandangan di gunung Medini ini kelihatan lebih wow.
peta daerah gunung Medini

Perjalanan kami teruskan sampai menemukan plang petunjuk Promasan Goa Jepang. Tidak jauh dari sana jalan kembali menanjak, dan kami berhenti di sebuah lapangan dekat masjid kecil disekitar sana. Dari lapangan ini kami harus berjalan kaki melewati kebun teh untuk sampai ke Goa jepang yang dituju. Lubang masuk goa ini tidak terlalu besar, dan letaknya yang tertutup pepohonan membuat saya tidak akan sadar bahwa ada goa disana jika bukan karena sepupu saya yang memberi tau.


didalam Goa Jepang
Kondisi tanah di dalam goa berbatu dan benar-benar tidak rata. Saya mencoba menggunakan senter dari Hp, tapi tidak terlalu membantu juga sih. Kondisi di dalam goa masih tetap gelap. Menurut cerita sepupu saya, di goa ini banyak orang Indonesia yang meninggal saat proses pembuatan goa di jaman penjajahan Jepang. Mendengar info ini saat di dalam goa malah bikin parno, jadi makin serem aja di dalam goanya. Banyak juga saya lihat sandal hanya sebelah saja tertinggal di dalah lantai goa. Kelihatannya orang-orang yang datang sebelum saya juga merasa serem di dalam goa ini jadi lari sampai sendalnya lepas di dalam goa.Heheheee 
Hanya butuh waktu kurang dari 10 menit dari pintu masuk goa hingga keluar. Dari pintu goa itu, kami melanjutkan jalan ke bagian atas gunung. Dari atas sana terlihat jelas jalan yang telah kami lalui, dan saya baru sadar kami benar-benar sudah jauh dari posisi awal. 
Setelah selesai beristirahat, kami melanjutkan ke tempat kedua. Air terjun Lawe atau bahasa daerahnya curug Lawe. Tempatnya lumayan jauh kalau untuk dilalui berjalan kaki, dengan mengandarai mobil waktu tempuhnya sekitar 15 menit. Selama perjalanan ke air terjun banyak ditemui buah arbei (jenis berry) tumbuh di pinggir-pinggir jalan. Jadi kami sempat berhenti untuk mengambil arebi dulu, lumayan untuk cemilan di jalan :p


Buah Arbei banyak terdaoat di sekitar jalan

Karena jalan ke air terjun itu hanya bisa dilalui untuk pejalan kaki, jadi mobil kami parker di tanah lapang terdekat dari jalan setapak ke arah air terjun. Awalnya kami mengikuti jalan setapak yang ada untuk menuju air terjun, tapi di tengah jalan jalan setapaknya hilang dan ada 2 belokan jalan. Untungnya ada sepupu saya yang sudah tau jalan menuju air terjun, jadi walau jalan setapaknya hilang tidak terlalu membingungkan. Dalam waktu 10 menit kami sudah sampai di pinggir air terjun. Air terjunnya baguussssss banget. Airnya jernih, dan kebetulan cuacanya sedang cerah, sampai-sampai ada pelangi diantara percikan air terjunnya. Aliran air dibawah air terjun ini tidak teralu deras, karena sedang musim kemarau. Tapi ada untungnya juga, jadi kami bisa bermain di bawah air terjun tanpa takut terbawa arus.
Sesudah puas bermain di air terjun kami beranjak pulang. Sepanjang perjalanan pulang yang menanjak, saya sempat mendengar suara beruk dari pepohonan di bawah kami. Ternyata di hutan sekitaran air terjun Lawe masih banyak terdapat beruk yang suka berkeliaran mencari makan dari pohon ke pohon. Berhubung saya agak serem juga kalau bertemu beruk secara langsung, jadi saya bersyukur waku itu hanya mendengar suaranya saja tanpa harus bertemu beruknya. Secara keseluruhan jalan-jalan sehari pada hari itu cukup menyenangkan, setelah sekian tahun sering datang ke rumah nenek saya, baru kali ini saya tau ada tempat yang pemandangannya bagus seperti ini. Semoga lain waktu saya bisa mengunjungi tempat wisata alam lainnya di sekitar daerah nenek saya.




Wednesday, October 31, 2012

Backpacking Jakarta To Singapore


Jalan-jalan kali ini akan menjadi jalan-jalan pertama saya keluar negeri, dan jalan-jalan pertama saya sebagai solo traveler juga alias jalan-jalan sendiri aja. Kenapa pilih Singapore? Karena mau ke Thailand waktu itu tiket pesawatnya mahal, mau ke Vietnam juga sama mahal di tiket, kalau ke Malaysia saya kurang tertarik. Akhirnya pilihan jatuh ke Singapore, pertimbangan keamanan dan bahasa yang digunakan juga membuat saya berpikir Singapore paling bisa dijadikan tujuan traveling seorang solo traveler seperti saya *berdasar ilmu sotoy* :p
Sebagai traveler yang terbatas oleh budget, pastinya cari tiket juga yang murah-murah aja. Salah satu situs yang sering saya gunakan itu www.utiket.com untuk mencari tiket yang paling murah di sekitaran ASIA. Akhirnya saya dapat tiket untuk tanggal 13 Oktober keberangkatan menggunakan Batavia air Rp. 457.000 dan untuk kepulangan tanggal 15 saya pilih maskapai JetStar SGD83 mugkin sekitar Rp. 630.000,-
Seminggu sebelum tanggal keberangkatan, saya baru sempat mencari hostel untuk di booking. Ada beberapa situs yang bisa digunaan untuk membantu pencarian hostel, seperti www.booking.com , www.hostelworld.com , www.hostels.com . Dari berapa pilihan hostel yang murah, saya mengerucutkan pilihan ke hostel Mitraa di daerah little india, dan Hostel @ The Little red dot di daerah Lavender. Akhirnya saya pilih untuk menginap di @ The Little Red Dot yang beralamat di 125 Lavender Street. Saya dapat harga total untuk menginap selama 2 malam sebesar SGD 43 (Day1: SGD 22, Day2: SGD 21). Dan kalau kita booking langsung lewat email ke mereka, kita bisa ditawari diskon 5%. Untuk lebih lengkapnya bisa dilihat di situs mereka http://atthelittlereddot.com/
Alasan lain saya memilih @ The Little red dot karena mereka suka memberi harga lebih murah untuk tiket masuk tempat-tempat wisata di Singapore. Begitu kita membayar uang untuk booking, kita akan mendapat email dari @ The Little red dot, yang berisi informasi arah untuk menuju @ The Little red dot dari bandara. Selain itu juga mereka memberi detail harga-harga tiket masuk yang diberi potongan harga:
·         Universal studio (non peak)
Walk in rate: SGD 68                        Hostel rates: SGD 62 (you can save SGD 6)
·         Night Safari
Walk in rate: SGD 32                        Hostel rates: SGD 27 (you can save SGD 5)
·         Singapore Flyer
Walk in rate: SGD 29.5                     Hostel rates: SGD 22 (you can save SGD 7.5)
·         Jurong Bird
Walk in rate: SGD 23                        Hostel rates: SGD 20 (you can save SGD 3)

5 hari sebelum keberangkatan saya ke Singapore, salah satu teman kosan saya yang sedang tugas di Singapore memberi info bahwa sedang ada diskon di www.deal.co.sg untuk paket Flower Dome, The Cool-Dry Conservatory, Cloud Forest, 1-Altitude Gallery, River Cruise. Paket ini biasanya berharga SGD 83, namun dengan diskon dari deal.co.sg, saya bisa mendapat harga SGD 28 (lumayan menghemat SGD 55) heheheeee.


Tgl 13 October 2012
Hari keberangkatan saya ke Singapore. Saya sudah bersiap-siap dari jam setengah empat pagi. Dari kosan saya pergi ke Gambir untuk menggunakan Damri ke arah Soekarno Hatta. Biaya untuk damri dari Gambir ke Soekarno hatta cukup dengan Rp. 20.000,- Dari gambir saya berangkat menggunakan Damri jam 4.30 pagi, saya sampai di bandara sekitar 5.30 pagi. Waktu itu saya menggunakan Maskapi Batavia Air yang berada di terminal 2. Setelah mengambil boarding pass di counter Batavia Air dan membayar airport tax sebesar Rp. 150.000,- kemudian saya langsung menuju imigrasi. Ketika itu pesawat Batavia take off tepat waktu. 30 menit sebelum jam 7, seluruh penumpang sudah diminta untuk masuk ke pesawat.
Saya tiba di Changi Airport pukul 9.35 pagi waktu Singapore sesuai jadwal.  Hari pertama itu saya habiskan dengan mengunjungi Singapore Expo (letaknya  stasiun setelah Changi menggunakan MRT). Setelah itu saya mendatangi hostel saya pada pukul 12.30 siang, tapiberhubung kamar belum selesai dibereskan, maka pemilik hostel memberi tahu bahwa saya baru bisa check in       pada pukul 3.30 sore. Karena belum bisa check in, akhirnya saya menitipkan backpack saya di ruang depan hostel itu terlebih dahulu, kemudian melakukan jalan-jalan lagi. Dari hostel saya di Lavender, saya melanjutkan tujuan ke  little india, dengan menaiki bus yang haltenya sangat dekat dari hostel. Di little india ada tempat belanja yang buka 24 jam bernama Mustafa. Sepanjang little india banyak ditemukan tempat makan khas india, bahkan ada sebuah tempat makan cepat saji tapi yang disajikan adalah fast food ala India. Dari sana saya lanjut pergi ke Bugis Street, disini banyak banget barang-barang murah. Tempat ini salah satu tujuan para wisatawan untuk membeli oleh-oleh. 
Saat di bugis street karena sudah jam makan siang, saya kelaparan dan masuk ke salah satu food court, banyak sekali pilihan makanan dengan porsi besar dan menggugah selera. Tapi kebanyakan sih tidak halal. Akhirnya saya pilih untuk makan cemilan khas Korea.   


Lanjut dari bugis street saya pergi ke daerah raffles place untuk naik cruise keliling Singapore menggunakan boat. Sebelum menaikin River Cruise-nya saya sempat melihat Chain of Lock seperti yang juga ada di Korea, hanya saja ini di Singapore dan belum sebanyak di Korea.
Lock of love versi Singapore




Ini pengalaman pertama kali saya berkeliling melihat kota dari atas kapal. Kapal ini memiliki beberapa pemberhentian di beberapa tempat. Saya turun di dekat art Science Museum, kemudian berkeliling disekitar sana karena banyak tempat yang bisa dimasuki, tapi saya tidak ingat keseluruhan namanya. Pokoknya dimana ada gedung yang bisa dimasuki secara bebas, pasti saya masuk untuk liat-liat.

Menjelang sore saya pergi ke Garden by the bay. Disini terdapat pohon buatan yang menurut teman saya, kalau malam pohon itu bisa bernyanyi. Setelah melihat-lihat dan foto-foto, saya melanjutkan ke Cloud Forest. Begitu memasuki pintu masuknya saya langsung kesenengan sendiri dan terkagum-kagum melihat ada air terjun di dalan bangunan itu. Cloud forest adalah hutan tropis buatan yang berada di dalam sebuah bangunan.Tempatnya sangat sangat mengagumkan. Sempet ‘cengoh’ juga saking amazed nya melihat cloud forest ini. Pokoknya ini salah satu tempat yang wajib dikunjungi saat ke Singapore. Tidak jauh dari cloud forest, ada Flower Dome yang berisi banyak bunga-bunga dari berbagai tempat.
Air terjun di dalam Cloud forest

Taman bunga di dalam flower Dome
Malamnya saya jalan-jalan ke Orchad road, berhubung saya bukan pecinta shopping jadi biasa-biasa aja sih waktu keliling di sekitaran mal-mal besar disana. Tujuan terakhir malam itu, saya lanjutkan pergi ke daerah China town. Disini banyak sekali terdapat lampion terganung diatas jalan-jalan. Sama seperti bugis street, china town juga menawarkan tempat belanja dengan harga relative murah. Selesai keliling di China Town, saya pun pulang ke hostel.
Rangkaian Lampion menghiasi jalanan di China Town
Hostel yang saya sewa itu adalah yang berbentuk capsule. Jadi tiap orang diberi 1 tempat tidur, yang memiliki lampu tidur masing-masing di dalam capsule dan memiliki stop contact masing-masing.Dan di bagian bawahnya disediakan tempat untuk menyimpan barang kita, dan sudah disediakan kuncinya. Jadi kita tidak perlu bawa gembok sendiri.
Private bed capsule


Tgl 14 October 2012
Patung Merlion yang menjadi Trade mark Singapore
Pagi ini selesai mandi dan sarapan, saya langsung pergi menuju ke daerah City hall untuk melihat Esplenade dari dekat. Gedung yang berbentuk seperti durian ini sering digunakan sebagai convention hall atau juga untuk menggelar konser. Tidak jauh dari sana hanya berjalan 5 menit terdapat patung yang menjadi trade mark di Singapore yaitu patung Merlion. 
Esplenade, si gedung berbentuk Durian
Sejarah patung merlion ini adalah dulu ketika Raja Malaysia yang menemukan Singapore, dia merasa seperti melihat singa disana. Padahal di Singapore tidak ada singa. Oleh karena itu akhirnya negara ini disebut Singapura (Singa – yang berarti Singa, Pura berarti pulau). Dan alasan kenapa bagian bawah dari patung merlion adalah badan duyung, karena singapura dikelilingi oleh perairan.
Selesai melihat-lihat di sekitaran City hall, saya melanjutkan ke SAM (Singapore Art Museum). Museum ini terdiri dari 3 lantai, dan ukurannya cukup besar. Berhubung saya keliling-keliling sendiri kadang serem juga sih ruangan-ruangan kosong hanya diisi oleh benda-benda seni. Tiket masuk ke SAM adalah SGD 10.
Tidak jauh dari sana terdapat museum lainnya, yaitu National Museum of Singapore, dengan tiket masuk SGD 10. Kebetulan saat saya berkunjung kesana sedang ada pameran baju-baju pengantin dari masa kemasa, dengan menambah SGD 1, saya sudah bisa melihat the wedding dress and Singapore history & living galleries. Bagian dari museum ini yang paling membuat saya amazed adalah bagian audionya. Dimana sebelum memasuki ruangan audio, kita diberikan 1 buah tab dengan earphone. Saat memasuki ruangan pertama di lantainya terdapat sebuah nomor, yang kemudian saat kita memasukan nomor tersebut ke dalam tab, maka aka nada suara seseorang yang menerangkan tentang ruangan tersebut. Begitu seterusnya tiap ruangan memiliki nomor yang berbeda-beda, dan kita harus memasukan nomor ke tab sesuai dengan nomor yang tertera pada lantai ruangan tersebut. Dengan adanya suara di headset masing-masing dari tiap pengunjung, jadi masing-masing pengunjung seperti memiliki personal invisible guide.
Selesai mengunjungi museum saya pergi mencari makan siang dan selanjutnya melanjutkan ke Sentosa island, untuk mengunjungi Maritime Experimental Museum. Untuk harga masuk ke museum ini saya kurang tau karena kebetulan saya mendapat tiket gratis dari teman untuk tiket masuk heheheee….
Numpang foto di GLobe Universal Studio Singapore
Dari sentosa island saya berencana untuk pergi ke 1 Altitude, yang merupakan gedung tertinggi di Singapore. Sayangnya jam buka untuk umum hanya sampai pukul 5.30 sore saja, dan saya datang jam 6 sore. Terpaksa saya rubah rencana, akhirnya saya pergi makan malam dulu dan kemudian langsung pergi ke Safari Night. Safari night salah satu tempat yang recommended dari saya untuk dikunjungi di Singapore. Saya bisa melihat pertunjukan hewan yang interaktif dengan penonton. Selain itu kita juga bisa berjalan kaki mengikuti track jalan, slaah satu track jalan kaki yang ada adalah Leopard trail. Harga tiket untuk safari night saya beli dari hostel  SGD 27 (lebih murah SGD5 dibanding beli langsung).
Pulang dari Safari Night saya langsung kembali ke hostel, saat sampai daerah lavender sudah sekitar pukul 11.30 malam, dan saya perlu berjalan kaki dulu hingga sampai ke Hostel. Tapi untungnya Singapore salah satu negara teraman, jadi walau saya jalan sendiri tengah malam saya tenang-tenang saja.


Tgl 15 October 2012
Hari terakhir di Singapore saya bangun agak siang, dan lanjut ke bugis street untuk membeli oleh-oleh yang kiranya masih muat untuk masuk backpack saya. Setelah membeli cukup oleh-oleh, saya kembali ke hostel untuk packing dan langsung checkout. Saya makan di foodcourt Lavender, dan memesan Tom yam sea food. Sayangnya si penjual ini tidak bisa berbicara bahasa inggris, jadi masalah halal atau tidaknya saya juga tidak yakin-yakin amat karena saat saya tanyakan juga dia menjawab dengan bahasa hokian yang saya tidak mengerti.Tapi kalo engga tau kan engga dosa, jadi saya makan aja :p
view dari 1 altitude, titik tertinggi di Singapore

Selesai makan siang saya lanjut pergi ke 1 altitude di raffles place. Dari tiket yang saya miliki, saya mendapatkan paket melihat-lihat dari atap 1 altitude, medapat 1x foto yang dicetak dengan view pemandangan Singapore dari gedung tertinggi di Singapore, dan juga saya mendapat 1 soft drink gratis di barnya. Bar 1 altitude ini juga memajang foto Wayne rooney yang ternyata pernah mendatangi bar ini. Selanjutnya di habiskan dengan berjalan-jalan sambil menunggu waktu 2 jam sebelum take off saya pergi ke Changi Airport.
 Sempat ada kejadian awkward juga sih, waktu saya sedang di salah satu stasiun MRT, kondisi di stasiun itu sedang kosong hanya ada saya dan 3 orang lainnya. Karena sudah capek seharian bawa tas yang saya bawa di bahu, akhirnya saya taruh dulu tas di samping saya. Beberapa menit kemudian, saya di datangi seorang pria dengan walky talky, dia menanyakan apakah tas di samping saya itu milik saya. Lalu saya jawab iya, kemudia si pria itu bicara ke walky talky-nya "all clear". Lahh saya sempet bengong, segitunya ya sistem keamanan di Singapore itu, dikiranya tas saya barang ilang atau entah tas isi bom. (o_o")
Jam 6 sore saya sudah berada di Changi Airport, dan siap kembali ke Jakarta.

Itinerary
Day 1: 
- Singapore Expo
- Little India
- Bugis Street
- Lock of Love
- Keliling singapore river by cruise
- Lihat-lihat sekitar Art Science Museum
- Raffles Place
- Garden by the bay
- Cloud Forest
- Flower Dome
- Orchad Road
- China town

Day 2:
- Esplenade
- Merlion 
- Singapore art museum
- National Muesum of Singapore
- Sentosa Island
- Maritime experimental museum
-Night Safari

Day 3: 
- Cari souvenir di Bugis street
- 1 Altitude
- Keliling-keliling singapore (ga jelas juga puter2 sambil nunggu sore sebelum pergi ke Changi)

Budget:
Dari kosan ke Gambir       : Rp 25.000,-
Damri (Gambir- Soetta)     : Rp. 20.000,-
Airport Tax                         : Rp. 150.000,-
Pesawat Pergi                     : Rp. 463.000,-
Biaya penginapan               : SGD 43
Paket Flower DomeThe Cool-Dry Conservatory, Cloud Forest, 1-Altitude Gallery, River Cruise: SGD 28
MRT / bus untuk 3 hari      : SGD 23
Makan untuk 3 hari            : SGD 30
Singapore art Museum       : SGD 10
National Museum of Sgpr  : SGD 11
Night Safari                         : SGD 27 
Pesawat Pulang                   : SGD 83
Damri (Seotta - Gambir )    : Rp 20.000,-
Taxi sampai ke kosan         : Rp. 30.000,-
------------------------------------------------------ +
Total :                             +/- Rp. 2.697.000,-

(dengan kurs sekitar SGD 1 = Rp 7800) kalo kurs lagi bagus bisa lebih murah lagi


Budget diatas masih bisa dikurangi lagi di biaya makannya. Cari aja makanan yang SGD 1,3 juga udah kenyang kok. Porsi makan disana besar-besar soalnya.

NB:
1.      Untuk yang sering nyasar, bisa menggunakan bantuan www.gothere.sg untuk mengetahui jalur yang harus digunakan dari satu tempat ke tempat lain, melalui bus, train, Taxi atau drive (jika membawa kendaraan sendiri). Dari web ini juga kita bisa mengetahui estimasi waktu yang dibutuhkan dan ongkosnya.
2.      Selama 3 hari disana saya menggunakan paket unlimited untuk Blackberry dari XL, jadi saya terbebas dari biaya Roaming dan masih bisa bbm, googling, dan update twitter :p
3.   Kalo mau cari oleh-oleh murah cari aja di Bugis street atau china town.