Monday, June 17, 2013

Waisak 2013

Acara perayaan Waisak yang diadakan setiap tahunnya di Borobudur mungkin memang sudah menjadi salah satu kegiatan keagaamaan yang menarik minat orang-orang untuk melihat dan menjadi bagian dari ritualnya. Apalagi setelah film Arisan 2 menampilkan scene perayaan Waisak di Borobudur dan belum lama ini film Java Heat juga ikut mengambil scene Waisak di Borobudur, hal ini menjadi salah satu faktor meningkatnya jumlah wisatawan yang ingin datang dan menyaksikan langsung acara Waisak di Borobudur.
Saya juga menjadi salah satu orang yang tertarik untuk melihat secara langsung kegiatan perayaan Waisak di Borobudur ini. 2 bulan sebelumnya saya memesan tiket kereta tapi karena engga kebagian kereta ekonomi terpaksa akhirnya saya membeli tiket ekonomi AC untuk pergi pada Jumat malam (24 Mei) dan kembali pada Minggu malam (26 Mei).

Kereta berangkat dari Stasiun Senen, dan satu kereta penuh oleh orang-orang lain yang juga ingin pergi mengunjungi Borobudur untuk melihat perayaan Waisak. Kereta berangkat dari Jakarta jam 18.55 dan tiba di Stasiun Tugu (Yogyakarta) di jam 03.28.
Untungnya rombongan saya yang terdiri dari 5 orang cewe ini sudah di jemput oleh teman dari Forum Backpacker Indonesia (BPI).  Selama 2 hari di Jogja kami menginap di rumah neneknya. Begitu sampai Jogja, kami diantar untuk makan dulu di gudeng Mbah Djum. Tempat makan lesehan khas Jogja  yang buka dari tengah malam ini menyajikan Gudeg dan pelengkapnya. Disini kita bisa memilih apa mau makan dengan nasi atau dengan bubur. Karena masih terlalu pagi, jadi saya pesan bubur dengan gudeg aja supaya perutnya engga kaget ehehehee….


Setelah sampai rumah tempat kami menginap dan mandi, jam 9 teman saya datang menjemput untuk mengantar kami ke Borobudur. Sempat beredar kabar bahwa jalan menuju Borobudur akan ditutup jam setengah 10 pagi dan setiap orang yang mau mengikuti acara waisak harus melakukan registrasi terlebih dahulu. Sempat aga panik juga sih karena kami sudah pasti terlambat dan sampai lebih dari setengah 10, kami juga engga ada yang melakukan registrasi sebelumnya. Tapi kami keukueh pokoknya datang aja dulu kesana. 

Untungnya teman dari BPI ini orang Jogja asli yang tau jalan-jalan kampung supaya kita bisa masuk ke Borobudur tanpa melewati jalan utama yang sudah pasti macet total. Kami sampai di Borbudur jam 11 siang. Daaaannnn ternyata siapapun boleh masuk dan mengikuti acara Waisak, engga perlu melakukan registrasi..Fiuuuhhhh….

Upacara Waisak baru dimulai pada 6.30 malam, jadi kami pergi berkeliling Candi Borobudur dulu pada siangnya. Harga tiket masuk ke Candi Borobudur adalah Rp.30.000,- Begitu masuk area Borobudur, sudah banyak turis-turis lain, mulai dari turis yang hanya ingin mengunjungi Borobudur, turis non Budhis yang mau melihat perayaan waisak, dan umat-umat Budha sendiri yang akan mengikuti prosesi Waisak.
Sebetulnya prosesi waisak dimulai dari Pengambilan api suci di Candi Mendut, kemudian dilanjutkan berjalan kaki dari candi mendut hingga Borobudur. Jam 3 siang panggung dan area untuk prosesi Waisak nanti malam sudah disiapkan.

Jam 5 sore, iring-iringan dari Mendut sudah memasuki kawasan candi Borobudur. Area Candi Borobudur sudah dipenuhi oleh para fotografer, reporter, dari luar dan dalam negeri. Wisatawan yang datang juga banyak yang datang dari luar negeri.


Iring-iringan membawa hasil bumi

Para Biksu yang mengikuti prosesi dari Candi Mendut
Waktu 1,5 jam sebelum jam upacara dipergunakan untuk memberi waktu istirahan kepada para Biksu dan rombongan yang sudah mengikuti prosesi dari Candi Mendut. Jam 7 malam, kami sudah bisa mulai membeli lampion yang berharga 100 ribu per buah nya ini. Hasil penjualan lampion, 100% akan disumbangkan oleh pihak Walubi. Jadi kita membeli lampion sambil itung-itung beramal. Saya dan teman saya membeli 1 lampion untuk bertiga, maklum ga bawa banyak duit ehehehee..

Panggung persiapan Waisak 2013
Di setiap lampion nanti kita diberi kertas untuk menuliskan permohonan kita, kertas itu nantinya ditempel pada lampion dan di terbangkan. Acara ngaret hampir 1 jam, dikarenakan menteri agama dan gubernur Jateng yang waktu tu seharusnya memberikan pidato pembuka belum juga datang. Borobudur saat itu sudah mulai turun hujan deras. Keadaan mulai chaos ketika Gubernur dan Menteri datang, banyak pengunjung yang meneriakan “huuuuuuuu” kepada para pejabat yang terlambat itu.

Sebetulnya sangat disayangkan, banyak turis yang datangnya sekedar datang dan mengejar moment pelepasan lampion saja. Sehingga tindakan mereka selama acara menurut saya sangat menggangu. Seperti tertawa-tertawa, bercanda, ngobrol keras saat prosesi yang seharusnya khusyuk. Jujur saja saya kecewa karena sebetulnya saya ingin menjadi bagian dari acara Waisak yang khusyuk. Bukan seperti acara main-main. Turis-turis seperti inilah yang menghilangkan kesakralan acara Waisak itu sendiri. Saya merasa engga enak juga kepada para umat Budha yang terganggu acara keagamaannya.

Patung Budha diatas panggung, menjadi pusat cahaya dengan latar belakang Borobudur 
Hujan engga berhenti malah semakin deras, sampai akhirnya panitia mengumumkan bahwa hari itu pelepasan lampion terpaksa di batalkan, karena dengan hujan deras seperti itu engga mungkin lampion bisa terbang. Mirisnya beberapa orang terdengar marah-marah karena hujan sehingga tidak bisa melihat lampion terbang. Kalau menurut saya yang harusnya paling punya hak kesal mungkin adalah umat Budha itu sendiri, karena acara keagamaan mereka telah terganggu.
Saya engga tau apa tahun depan, acara Waisak masih akan di buka untuk umum atau tidak. Tapi seandainya masih dibuka untuk umum, semoga turis-turis yang datang sudah diseleksi sebagai turis yang memang pintar, bukan turis yang bikin rusuh dan engga tau aturan.

NB:
1. Untuk mengetahui jadwal kereta bisa dilihat di www.kereta-api.co.id
2. Pemesanan kereta bisa dilakukan secara online lewat www.kereta–api.co.id atau bisa juga di Alfamart, Indomart
3. Untuk tau jadwal kegiatan acara Waisak tiap tahunnya bisa di cek di web resmi Walubi www.walubi.or.id
4.  Sinyal HP sangat jelek di area Borobudur, akan sedikit sulit jikta terpencar. Jadi sebelumnya lebih baik buat meeting point kalau terpencar

No comments:

Post a Comment